Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 4
Perlu dipahami masa 30 hari tersebut untuk pemutusan hubungan kerja berakhir bukan
pengajuan pengunduran diri. Sehingga, meski karyawan tersebut mengajukan pengunduran diri
45 hari sebelum hari raya keagamaan dan pemutusan hubungan kerjanya 30 hari sebelum hari
raya maka tetap berhak menerima THR.
Lalu berapa jumlah THR yang diterima karyawan resign? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
perlu mengetahui dulu dasar pemberian THR. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36/2021
tentang Pengupahan menyatakan THR termasuk kategori pendapatan non-upah. Pendapatan
tersebut wajib dibayarkan pengusaha kepada pekerja dan keluarganya upaya memenuhi
kebutuhan merayakan hari raya keagamaan.
Besaran dan tata cara pemberian THR Keagamaan mengacu pada Pasal 3 Permenaker 6/2016.
Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih, diberikan
sebesar satu bulan upah. Sementara, pekerja yang mempunyai masa kerja satu bulan secara
terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan maka THR diberikan secara proporsional sesuai masa
kerja dengan perhitungan masa kerja dikali satu bulan upah. THR tersebut wajib dibayarkan
paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan.
Upah satu bulan terdiri atas komponen upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih
(clean wages) atau upah pokok termasuk tunjangan tetap. Bagi pekerja yang bekerja
berdasarkan perjanjian kerja harian lepas dengan masa kerja 12 bulan atau lebih maka upah
satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum
Hari Raya Keagamaan. Sementara, bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 12
bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama
masa kerja.
Apabila penetapan besaran nilai THR Keagamaan berdasarkan perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai
THR Keagamaan maka dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang telah dilakukan.
THR Wajib Dibayar Penuh Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah telah menerbitkan Surat
Edaran (SE) Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya
Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. SE Pelaksanaan THR ini ditujukan
kepada para Gubernur di seluruh Indonesia.
"Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
Secara khusus, dalam masa pemulihan ekonomi ini, THR tentu dapat menstimulus konsumsi
masyarkat yang mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Ida dalam keterangan persnya, Senin
(12/4).
Dalam surat edaran tersebut, SE pelaksanaan THR berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016
tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Perusahaan
diminta membayarkan THR Keagamaan dilakukan paling lama 7 hari sebelum hari raya
keagamaan.
"Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," jelas Ida.
Adapun dalam pelaksanannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh
yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih. THR Keagamaan
3