Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2020
P. 152

Ketua KSN Hermawan Hari Sutantyo menuturkan sebelum implementasi UU Cipta Kerja terjadi
              banyak  pelanggaran  oleh  pengusaha  terkait  hak  pekerja.  Pelanggaran  meliputi  pemberian
              pesangon tidak sesuai ketentuan, jam lembur, fleksibilitas pekerja, dan sebagainya.



              BURUH TUDUH UU CIPTAKER LANGGENGKAN PELANGGARAN PENGUSAHA

              Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Nasional (KSN) menuduh UU Cipta Kerja
              diterbitkan pemerintah untuk melanggengkan pelanggaran pengusaha terhadap para pekerja.
              Itu tercermin dari pengaturan di UU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan.

              Ketua KSN Hermawan Hari Sutantyo menuturkan sebelum implementasi UU Cipta Kerja terjadi
              banyak  pelanggaran  oleh  pengusaha  terkait  hak  pekerja.  Pelanggaran  meliputi  pemberian
              pesangon tidak sesuai ketentuan, jam lembur, fleksibilitas pekerja, dan sebagainya.

              Namun, pemerintah ia nilai tidak berdaya dalam menghadapi pelanggaran pengusaha ketika itu.
              "Implementasi omnibus law ini, kalau di sektor ketenagakerjaan, seperti menghalalkan sesuatu
              yang  haram.  Maksudnya,  sebelum  UU  Cipta  Kerja  penyelewengan  dan  pelanggaran  yang
              dilakukan pengusaha sudah banyak," ujarnya dalam diskusi Memperjuangkan Hak Buruh dalam
              Implementasi UU Cipta Kerja: Strategi dan Tantangan di Era Globalisasi, Selasa (8/12).
              Celakanya di tengah masalah itu, katanya, pemerintah lewat UU Cipta Kerja malah mengubah
              ketentuan yang banyak dilanggar oleh pengusaha sebelumnya. Dalam perubahan itu, mereka
              justru memberikan karpet merah bagi pengusaha untuk makin menekan buruh.

              "Soal fleksibilitas pekerja, UU Cipta Kerja semakin melenturkan pekerjanya, karena pasal yang
              mengatur  apa  saja  sektor  yang  bisa  outsourcing  itu  dihapuskan,  sehingga  nanti  apapun
              pekerjaan bisa outsourcing atau dialihdayakan," ucapnya.

              Karenanya, ia menegaskan serikat buruh di Indonesia tegas menolak UU Cipta Kerja. Meskipun,
              saat ini aturan tersebut resmi diundangkan.


              "KSN  bersama  dengan  konfederasi  lain  serta  beberapa  organisasi  tergabung  dalam  gerakan
              buruh bersama rakyat tegas menolak UU Cipta Kerja, meskipun sekarang sudah disahkan tapi
              sikap kami tegas tidak bisa menerima," katanya.

              Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Senior The Institute for Development of Economics and
              Finance (Indef) Faisal Basri menilai jika UU Cipta Kerja tersebut memang menerapkan politik
              upah murah. Sebab, pemerintah fokus pada penciptaan lapangan kerja bersifat padat karya.

              "Jadi untuk attract (menarik) investor itu, nih Indonesia padat karya, pekerja banyak, UMP tidak
              dinaikan suka-suka hati. Jadi politik upah murah yang diterapkan oleh pemerintah sekarang,"
              ucapnya.

              Menurut  Jokowi,  kebutuhan  lapangan  kerja  mendesak  lantaran  Indonesia  memiliki  2,5  juta
              penduduk usia kerja baru, lalu 6,5 juta pengangguran akibat di tengah dan 3,5 juta pekerja
              terdampak pandemi.
              Selain itu, sebanyak 87 persen dari pekerja memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA ke bawah.

              "Presiden mengatakan pekerja kita paling banyak lulusan SD, sehingga perlu dorong penciptaan
              lapangan kerja baru khususnya di sektor padat karya. Jadi, nyata-nyata pemerintah memilih
              politik upah murah," ucapnya. (ulf/agt)


                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157