Page 197 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 197

PEMERINTAH SEGERA RAMPUNGKAN RPP PERIZINAN BERBASIS RESIKO

              Pemerintah merampungkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perizinan Berusaha
              Berbasis  Risiko  dan  Tatacara  Pengawasan.  RPP  tersebut  sebagai  salah  satu  aturan  turunan
              Undang-Undang Cipta Kerja. RPP ini akan menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria
              (NSPK) dalam mengimplementasikan konsep perizinan berbasis risiko atau risk base approach
              (RBA).

              "Perizinan berusaha yang berbasis risiko akan memberikan kemudahan dan kepastian, sesuai
              arahan  bapak  presiden  agar  segera  dilakukan  pemangkasan  perizinan  berusaha,
              penyederhanaan prosedur perizinan dan penerapan standar usaha. Dengan demikian, perizinan
              akan lebih mudah dan cepat, dan pengawasan akan lebih optimal," ujar Menteri Koordinator
              Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Minggu (22/11/2020).

              Senin,  9  November  2020  -  23:06  Melalui  RPP  ini,  pemerintah  menetapkan  perizinan
              menggunakan  pendekatan  berbasis  risiko  untuk  menetapkan  jenis  perizinan  berusaha  pada
              seluruh sektor usaha. Setiap kementerian/lembaga dan pemda menggunakan pola yang sama,
              yaitu pendekatan berbasis risiko dalam kebijakan perizinan berusaha untuk bidang usaha.

              Setiap kementerian/lembaga menganalisis tingkat risiko dan menetapkan tingkat risiko usaha
              yaitu tingkat risiko rendah, menengah atau tinggi. Dengan begitu, untuk membuka usaha di
              Indonesia akan menjadi lebih mudah dan cepat, serta menciptakan kepastian usaha.

              Selasa,  3  November  2020  -  19:16  Airlangga  mengatakan  RPP  tentang  NSPK  ini  merupakan
              peraturan  pelaksanaan  dari  UU  Cipta  Kerja  yang  mengatur  tentang  jenis  perizinan  berusaha
              untuk kegiatan usaha di semua sektor atau kompilasi pengaturan dari 18 kementerian/lembaga
              yang menjadi pembina sektor dan regulator setiap bidang usaha.

              Pengelompokan bidang usaha mengacu kepada klasifikasi baku lapangan usaha indonesia (KBLI)
              2020. Pengaturan dalam RPP ini juga mencakup tentang kewenangan penerbitan perizinan dan
              pelaksanaan pengawasan.

              Selasa, 27 Oktober 2020 - 18:19 "RPP ini akan mengatur tentang norma perizinan berusaha
              berbasis  risiko  dan  tatacara  pengawasan  yang  harus  dijadikan  referensi  oleh  semua
              kementerian/lembaga  dan  pemda  yang  sudah  disiapkan  oleh  Kemenko  Perekonomian.  Juga
              mengatur tentang norma pelayanan perizinan berusaha melalui sistem OSS yang disiapkan oleh
              BKPM,  serta  NSPK  untuk  masing-masing  sektor  yang  ditetapkan  oleh  setiap
              kementerian/lembaga terkait," kata Airlangga.

              Sejauh  ini  18  kementerian/lembaga  yang  terkait  dengan  perizinan  berusaha  menyelesaikan
              seluruh proses analisis tingkat risiko di internal, untuk seluruh kegiatan usaha yang merupakan
              binaan  masing-masing.  Selanjutnya,  menyelesaikan  proses  NSPK  dan  lampirannya,  yang
              mengatur seluruh proses bisnis perizinan berusaha.

              Diharapkan semua perizinan diatur secara lengkap di RPP ini sehingga dipandang tidak perlu ada
              lagi  pengaturan  norma  yang  mengikat  publik  di  tingkat  peraturan  menteri  atau  aturan  di
              bawahnya. Hal ini menjadikan RPP tersebut bagian dari penyederhanaan dan mengurangi hyper
              regulation.

              Ke-18  Kementerian/Lembaga  yang  menyelesaikan  proses  dan  NSPK  yakni  Kementerian
              Perdagangan,  Kementerian  Perindustrian,  Pertanian,  Kementerian  Kesehatan,  Kementerian
              Perhubungan,  Kementerian  ESDM,  Kementerian  PUPR,  Kementerian  LHK,  KKP,  Kominfo,
              Kementerian  Pertahanan,  Kementerian  Agama,  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Kemdikbud,
              Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BPOM, Bapeten dan Polri.(dni).


                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202