Page 309 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 309

Ringkasan

              Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dinilai dihadirkan pemerintah untuk memperbaiki regulasi dan
              birokrasi yang selama ini menghambat investasi dan juga penciptaan lapangan kerja. Pasalnya,
              Omnibus Law tersebut mengharmonisasi sekitar 74 UU.



              UU CIPTA KERJA SOLUSI ATASI PENGANGGURAN DAN LEMAHNYA ARUS MODAL

              Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dinilai dihadirkan pemerintah untuk memperbaiki regulasi dan
              birokrasi yang selama ini menghambat investasi dan juga penciptaan lapangan kerja. Pasalnya,
              Omnibus Law tersebut mengharmonisasi sekitar 74 UU.

              "Yang paling harus dibenahi adalah regulasi dan institusi. Omnibus Law ini mengharmonisasi
              sekitar  74  Undang-Undang,  sehingga  faktor  regulasi  dan  koordinasi  bisa  diperbaiki  dengan
              harapan bisa menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan menghasilkan investasi yang
              lebih tinggi," kata Ekonom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta M Ridwansyah dalam suatu seminar
              daring pada Jumat (20/11).

              Menurut  Ridwansyah,  dihadirkannya  UU  Cipta  Kerja  karena  pemerintah  memiliki  target
              peningkatan investasi hingga 6,6-7% dan target penciptaan lapangan kerja yang bisa menyerap
              2,7 hingga 3 juta per tahun. "Ini karena setiap tahun ada tambahan angkatan kerja baru sekitar
              2,5 juta orang," ujar dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
              Ridwansyah melanjutkan, resesi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 saat ini meningkatkan
              jumlah angka pengangguran hampir di seluruh negara di dunia. Bahkan negara sehebat Amerika
              Serikat  dan  Tiongkok  pun  mengalami  peningkatan  angka  pengangguran,  tak  terkecuali
              Indonesia.
              "Sebelum wabah ada 6,8 juta pengangguran. Menurut data yang kami dapat dari Kemenaker,
              akibat  wabah  ada  tambahan  3,5  juta  pengangguran  baru.  Estimasi  sekarang  ada  9,7  juta
              pengangguran  di  Indonesia,"  kata  Senior  Technical  Advisor  World  Bank  Program  ini.  Dia
              menambahkan, World Bank juga meyakini UU Cipta Kerja adalah wujud reformasi struktural yang
              bisa menghadirkan sentimen positif bagi para investor terhadap Indonesia.

              "Dari awal World Bank meyakini bahwa ini (UU Cipta Kerja) salah satu bentuk dari reformasi
              struktural yang memungkinan Indonesia kedepan akan membuat investor lebih tertarik," ungkap
              dia.  Untuk  lebih  menguatkan  argumennya,  Ridwansyah  menunjukan  data  meningkatnya
              sentimen positif para investor setelah disahkannya UU Cipta Kerja oleh DPR RI pada 6 Oktober
              lalu.

              "Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 40,45%, 45 saham unggulan (LQ45) naik
              9,08 poin. Jadi, ini bentuk sentimen positif para investor dan dunia usaha terkait disahkannya
              UU Cipta Kerja," beber Ridwansyah. Sentimen positif itu, lanjut Ridwansyah, berlangsung hingga
              pertengahan November. Nilai tukar rupiah relatif membaik atau semakin menguat. Untuk itu,
              World  Bank  memproyeksikan,  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  pada  kuartal  I-2021  akan
              bergerak menjadi positif, menjadi 2% dan inflasi relatif stabil.

              "Proyeksi optimis itu dengan syarat implementasi UU Cipta Kerja melalui PP benar-benar disusun
              dengan baik. Kemudian, penanganan Covid-19 melalui vaksin karena sumber resesi yang paling
              berbahaya  adalah  uncertainty  (ketidakpastian).  Syarat  lainnya  adalah  stabilitas  politik,"  kata
              Ridwansyah. Dia pun optimistis, jika syarat itu terpenuhi maka pertumbuhan ekonomi Indonesia
              semakin  meningkat  di  tahun  2012.  "World  Bank  memproyeksikan  pertumbuhan  ekonomi
              Indonesia 3,4-4,4%, Bank Indonesia memproyeksikan 5% pada 2021," pungkas Ridwansyah.
              Editor : Aris Cahyadi (aris_cahyadi@investor.co.id).
                                                           308
   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314