Page 399 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 399

Bentuk eksploitas tersebut berupa beban pekerjaan yang paling berat, tidak memperoleh fasilitas
              kesehatan dan tunjangan, serta bekerja tanpa bayaran. Tidak hanya itu, dalam artikel tersebut
              juga disebutkan, pekerja perempuan di perkebunan kelapa sawit sering menghadapi pelecehan
              seksual, mulai dari pelecehan verbal dan ancaman, hingga pemerkosaan.

              Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono, memastikan bahwa tidak ada
              eksploitasi pekerja perempuan di industri kelapa sawit Indonesia. Jika memang ada, itu berarti
              adanya tindak pidana pelecehan pekerja perempuan. Aparat penegak hukum harus mengusut
              tuntas hal ini sesuai dengan hukum yang berlaku karena hal ini merusak citra seluruh industri
              kelapa sawit di mata publik.

              "Kami memastikan bahwa perusahaan sawit yang menjadi anggota Gapki telah menyediakan
              lingkungan kerja yang kondusif dan layak bagi para pekerja di perkebunan sawit," kata Joko.

              Lebih lanjut Joko menjelaskan, anggota perusahaan yang tergabung dalam Gapki mematuhi dan
              memenuhi semua peraturan sesuai dengan Peraturan Tenaga Kerja Indonesia. Selain itu, Gapki
              juga telah memasang target bagi semua anggotanya untuk dapat mencapai sertifikasi ISPO pada
              akhir 2020. Sertifikasi ISPO meliputi persyaratan legalitas, termasuk syarat untuk kesehatan dan
              keselamatan kerja dan hak pekerja untuk memastikan perlakuan yang adil kepada para pekerja.

              "Insiden  yang  digambarkan  dalam  artikel  AP  adalah  sesuatu  yang  tidak  dapat  diterima  oleh
              anggota  Gapki.  Kami  percaya  jika  jurnalis  AP  mengunjungi  kebun  perusahaan  dari  anggota
              Gapki,  mereka  akan  menemukan  situasi  di  mana  perempuan  mendapatkan  kesempatan  dan
              peran yang positif," jelas Joko.

              Joko  mengatakan,  melalui  kolaborasi  multipihak  bersama  lembaga  pemerintah  maupun
              organisasi internasional di bidang ketenagakerjaan, Gapki melakukan upaya berkelanjutan untuk
              mempromosikan  praktik  kerja  yang  layak  (  decent  work  ).  Selain  itu,  Gapki  juga  telah
              berkolaborasi dengan ILO (International Labour Organisation) dan beberapa LSM internasional
              lainnya untuk membangun sistem praktik kerja yang layak di sektor perkebunan kelapa sawit.

              Terdapat enam agenda yang menjadi perhatian Gapki dan mitra kerjanya, yakni status pekerja;
              dialog  sosial;  perlindungan  anak  dan  pekerja  perempuan;  pengupahan;  keselamatan  dan
              kesehatan kerja (K3); dan mendorong pengawasan oleh pemerintah.


































                                                           398
   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404