Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 155

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang merilis keputusan itu, Sabtu (31/10), menyatakan
              masa  pandemi  covid-19  turut  berdampak  pada  sektor  ekonomi  seluruh  dunia,  termasuk
              mayoritas usaha di Jakarta. Dengan mempertimbangkan dan menjunjung tinggi rasa keadilan,
              Pemprov DKI Jakarta menetapkan kebijakan asimetris untuk UMP Tahun 2021.

              "Bagi kegiatan usaha yang terdampak covid-19, kami menetapkan UMP 2021 tidak meng alami
              kenaikan atau sama dengan UMP 2020. Sedangkan, kegiatan yang tidak terdampak covid-19
              dapat mengalami kenaik an UMP 2021 yang besarannya meng ikuti rumus pada PP No 78 Tahun
              2015," ungkapnya.

              Penetapan  itu,  tambah  Anies,  telah  sejalan  dengan  semangat  Surat  Edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan RI Nomor M/11/HK.04/X/2020 untuk melakukan penyesuaian penetapan nilai
              UMP 2021 sama dengan UMP 2020 bagi perusahaan yang terdampak dengan pandemi covid-19.

              Terkait  hal-hal  tersebut  di  atas,  serta  mempertimbangkan  nilai  PDB  dan  infl  asi  nasional,
              kenaikan UMP di DKI adalah sebesar 3,27%, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015
              tentang  Pengupahan.  Oleh  karena  itu,  Pemprov  DKI  Jakarta  menetapkan  besaran  UMP  DKI
              Jakarta  Tahun  2021  sebesar  Rp4.416.186,548.  Jumlah  itu  naik  dari  UMP  2020  sebesar
              Rp4.276.349.

              Bagi  perusahaan  yang  terdampak  covid-19,  dapat  menggunakan  besaran  nilai  yang  sama
              dengan UMP 2020 dengan mengajukan permohonan kepada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi,
              dan Energi Provinsi DKI Jakarta.

              Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang meminta sektor usaha terdampak
              covid-19 dengan sendirinya diperbolehkan tak menaikkan UMP 2021, alias tetap menggunakan
              UMP 2020. Pasalnya, pada kebijakan asimetris UMP 2021 DKI, diputuskan kenaikan UMP 3,27%.
              Terkecuali  bagi  sektor  usaha  terdampak  covid-19  bisa  mengajukan  permohonan  ke  Dinas
              Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.

              Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pun menetapkan UMP Sulsel naik 2% dari Rp3.103.800 menjadi
              Rp3.165.876  atau  bertambah  Rp62.076.  Menurutnya,  keputusan  itu  diambil  dari  keputusan
              bersama dengan dewan pengupahan.

              Edaran Menaker Di lain sisi, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak agar Menteri
              Ketenaga kerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mencabut surat edaran yang mengatur UMP 2021
              tidak  naik.  Menaker  diminta  membuat  surat  edaran  baru  yang  mengatur  kenaikan  upah
              minimum.

              "Buat surat edaran baru yang menyatakan ada kenaikan upah, yang masuk mekanisme dewan
              pengupahan  kabupaten  kota.  Sesuai  kemampuan  setiap  kabupaten,  kota,  dan  sektor
              industrinya,"  kata  Presiden  KSPI  Said  Iqbal  dalam  program  Crosscheck  #FromHome  by
              Medcom.id bertajuk Upah Minimum 2021 tak Naik, Jangan Panik, Minggu, 1 November 2020.

              Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menilai
              SE Menaker terkait UMP 2021 dinilai hanya sebagai acuan untuk gubernur se-Indonesia. Artinya,
              pemerintah daerah akan menentukan sendiri naik atau tidaknya UMP.


              Gubernur di tiap daerah, menurut Melki, memiliki kewenangan sendiri melihat dinamika ekonomi
              di wilayah yang dipimpinnya. Klausul yang mengatakan bahwa upah minimum tidak naik, bisa
              saja berlaku seperti SE atau sebaliknya. (LN/Hld/Ant/X-6).






                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160