Page 191 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 191

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah sudah memutuskan dan membuat edaran ke
              kepala daerah terkait tidak adanya kenaikan upah tahun depan. Namun, Gubernur Jawa Tengah
              Ganjar Pranowo dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono
              X memilih tetap menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun depan.

              Keputusan  Menaker  tidak  menaikkan  UMP  tahun  2021  tertuang  dalam  Surat  Edaran  (SE)
              Menaker Nomor 11/HK04/X/2020. SE tersebut kemudian dikirim ke seluruh provinsi agar dipatuhi
              oleh  semua  gubernur.  Menteri  Ida  berasalan,  mayoritas  perusahaan  lagi  cekak  dihantam
              pandemi Covid-19 sehingga dikhawatirkan terjadi gelombang PHK bila UMP dinaikkan.



              GANJAR PRANOWO DAN SULTAN HB X BEDA SIKAP DENGAN MENAKER
              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah sudah memutuskan dan membuat edaran ke
              kepala daerah terkait tidak adanya kenaikan upah tahun depan. Namun, Gubernur Jawa Tengah
              Ganjar Pranowo dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono
              X memilih tetap menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun depan.

              Keputusan  Menaker  tidak  menaikkan  UMP  tahun  2021  tertuang  dalam  Surat  Edaran  (SE)
              Menaker Nomor 11/HK04/X/2020. SE tersebut kemudian dikirim ke seluruh provinsi agar dipatuhi
              oleh  semua  gubernur.  Menteri  Ida  berasalan,  mayoritas  perusahaan  lagi  cekak  dihantam
              pandemi Covid-19 sehingga dikhawatirkan terjadi gelombang PHK bila UMP dinaikkan.

              Lalu,  berapa  kenaikan  UMP  yang  diteken  Ganjar  dan  Sultan?  Ganjar  memutuskan  untuk
              menaikkan  UMP  sebesar  3,27  persen.  Tepatnya,  dari  Rp1.742.015  menjadi  Rp1.798.979 per
              bulan. Dasar Ganjar tetap menaikkan UMP adalah Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 tentang
              Pengupahan. Selain itu, Ganjar juga sudah membicarakan hal ini dengan pihak terkait seperti
              Dewan Pengupahan, serikat buruh, dan Apindo.

              "Kami sudah menggelar rapat dan mendengarkan masukan. Sudah kami tetapkan UMP Jateng
              tahun 2021," kata Ganjar.

              Kata dia, dalam PP 78/2015, komponen utama UMP adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
              Berdasarkan  data  BPS,  inflasi  September  di  Jateng  sebesar  1,42  persen.  Sementara
              pertumbuhan  ekonominya  1,85  persen.  Alhasil,  terdapat  kenaikan  3,27  persen  atau  naik
              Rp56.963,9. UMP ini akan berlaku untuk seluruh kabupaten dan kota di Jateng.

              Eks  Wakil  Ketua  Komisi  II  DPR  ini  meminta  seluruh  kabupaten  dan  kota  harus  menjadikan
              pedoman UMP dalam penetapan UMK masing-masing.

              "Mereka punya waktu sampai tanggal 21 November untuk menyusun itu. Dan ini kalimatnya
              dapat, artinya bisa iya, bisa tidak. Pengalaman di Jateng, selama ini kami tidak menggunakan
              UMP melainkan UMK," ungkapnya.

              Sementara,  Sultan  menaikkan  UMP  sebesar  3,54  persen  sehingga  UMP  DIY  di  tahun  depan
              sebesar Rp1.765.000. Keputusan itu sudah ditandatangani Sultan.

              "Keputusan ini tertuang dalam Pergub Nomor 319/KEP/2020 tentang Penetapan UMP DIY 2021
              tertanggal 31 Oktober 2020," kata Ketua Dewan Pengupahan DIY, Aria Nugrahadi.

              Aria melanjutkan, keputusan Sultan menaikkan UMP 3,54 persen merupakan kewenangan kepala
              daerah sebagai jaring pengaman sesuai PP 78/2015. "Keputusan Bapak Gubernur didasarkan
              pertimbangan  dan  kebijakan  yang  mendalam,  mempertimbangkan  kondisi  perekonomian  di


                                                           190
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196