Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 34

Selain itu, aksi juga akan dilakukan di Jogja, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan,
              Pekanbaru,  Jambi,  Bengkulu,  Lampung,  Makassar,  Gorontalo,  Bitung,  Kendari,  Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, Ambon, Papua, dan sebagainya.

              "Aksi KSPI dan 32 federasi lainnya ini adalah non violance (anti kekerasan), terukur, terarah, dan
              konstitusional. Aksi ini dilakukan secara damai, tertib, dan menghindari anarkis," tegas Said.

              Selain  2  November,  aksi  akan  dilanjutkan  9  November  2020  di  DPR  RI  untuk  menuntut
              dilakukannya  legislatif  review  dan  tanggal  10  November  2020  di  kantor  Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk menuntut upah minimum 2021 harus tetap naik.

              "Aksi 9 dan 10 juga membawa dua agenda yang kami sebutkan di atas, dan dilakukan serentak
              di 24 provinsi," ucapnya.

              Polisi  siapkan  pengamanan  Polda  Metro  Jaya  menyampaikan  telah  menerima  pemberitahuan
              terkait aksi unjuk rasa buruh yang menuntut pembatalan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan upah
              minimum 2021.

              Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengharapkan peserta unjuk rasa untuk
              mentaati protokol kesehatan Covid-19.

              Sebab, angka penularan virus di Ibu Kota masih tinggi.

              "Covid-19 di Jakarta masih tinggi. Jadi kita harapkan antisipasinya," kata Yusri saat dikonfirmasi,
              Minggu (1/11/2020).

              Nantinya, Yusri menyampaikan konsentrasi massa akan terpusat di dekat patung kuda Wiwaha,
              Jakarta Pusat.

              Sebaliknya,  pihak  kepolisian  belum  bisa  merinci  jumlah  personel  yang  diterjunkan  untuk
              pengamanan.

              "Kita lihat besok jumlah massanya. Yang jelas kita siapkan pengamanan," jelasnya.

              Di sisi lain, ia meminta masyarakat untuk bisa menyampaikan aspirasinya dengan tertib dan tidak
              mudah terprovokasi.
              "Jangan sampai nanti masuk kelompok-kelompok yang memang anarkis yang biasa ingin bikin
              rusuh," katanya.

              Imbauan Satgas Covid-19 Satgas Penanganan Covid 19 mengimbau agar massa tidak melakukan
              unjuk rasa yang berpotensi memunculkan kerumunan dan rawan penularan virus covid 19.

              "Kami imbau untuk mempertimbangkan tata cara penyampaian aspirasinya mengingat kondisi
              pandemi dan kasus yang masih tinggi. Utamakan selalu kepentingan kesehatan masyarakat,"
              kata  Juru  Bicara  Satgas  Penanganan  Covid-19  Wiku  Adisasmito  saat  dikonfirmasi,  Minggu
              (1/11/2020).

              Terpisah,  Ketua  Departemen  Epidemiologi  Universitas  Indonesia  Tri  Yunis  Miko  Wahyono
              menyarankan masyarakat tidak melakukan unjuk rasa. Sebab angka penularan Covid-19 belum
              melandai.  "Iya  memang  demonstrasi  sangat  berpotensi  timbul  adanya  penularan  Covid-19.
              Karena di situ masyarakat berkumpul dan bepotensi adanya penularan," tuturnya.

              Tri Yunis mengatakan unjuk rasa baru bisa dilakukan jika masyarakatnya patuh terhadap 3M
              seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sehingga itu ujuk rasa yang dirasa
              aman dari penularan Covid-19.


                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39