Page 427 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 427
Disparitas upah minimum di Jatim dari upah minimum tertinggi (Kota Surabaya) dengan upah
minimum terendah (Kabupaten Magetan) mencapai angka 120 persen atau sebesar Rp.
2.287.157,46.
Untuk memperkecil disparitas tersebut maka Gubernur Khofifah, kata dia, harus menaikkan UMP
secara signifikan karena UMK tidak boleh lebih rendah dari UMP. Apalagi, kata dia, saat ini
Provinsi Jatim menempati peringkat ketiga UMP terendah se-Indonesia setelah Provinsi DIY dan
Jawa Tengah.
Alasan tak menaikkan upah minimum karena pandemi Covid-19 juga tak tepat. Ia menyebut
pada 1998 Indonesia juga pernah mengalami resesi ekonomi yang mengakibatkan
pertembuhunan ekonomi jatuh diangka minus 17,6 persen dan inflasi mendekati angka 78
persen, namun pada saat itu untuk meningkatkan daya beli masyarakat upah minimum tetap
dinaikkan sebesar 16 persen.
"Gubernur Jatim merupakan pilihan rakyat Jatim, bukan pilihan pemerintah pusat, sudah
seharusnya Gubernur Jatim lebih mementingkan kondisi ekonomi rakyat Jatim dengan
meningkatkan daya beli ditengah pandemi," ucapnya.
Untuk memperjuangkan agar tetap ada kenaikan upah minimum pada tahun 2021, maka buruh
Jawa Timur yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana
melakukan aksi demonstrasi pada tanggal 2, 9 dan 10 november 2020.
"Puncaknya aksi demonstrasi secara besar-besaran pada tanggl 10 November 2020 yang
bertepatan dengan Hari Pahlawan," kata dia.
(dmi/frd/nma/pmg).
Judul Pandemi Jadi Dalih Tak Naikkan UMP 2021, KSPI: Bukan Alasan!
Nama Media wartaekonomi.co.id
426