Page 426 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 426

Selain aksi turun ke jalan, Said juga menegaskan buruh berencana melakukan aksi mogok kerja
              nasional. Aksi ini sebagai respons Surat Edaran Menaker mengenai upah minimum tahun 2021
              tidak naik.

              "Bisa saja akhirnya kaum buruh mengambil keputusan mogok kerja nasional," kata Said.

              "Berbeda  dengan  mogok  nasional  yang  dilakukan  pada  tanggal  6-8  Oktober  lalu,  kali  ini
              bentuknya adalah mogok kerja nasional yang dilakukan oleh serikat buruh di tingkat pabrik,"
              ujar dia menambahkan.

              Menaker  Ida  Fauziyah  telah  menerbitkan  Surat  Edaran  Nomor  M/11/HK.04/X/2020  tentang
              Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-19. Dalam SE tersebut, Ida
              menetapkan upah minimum tahun 2021 sama dengan upah minimum 2020 atau tidak naik.

              Menurut Ida, hal itu perlu dilakukan mengingat saat ini kondisi perekonomian Indonesia tengah
              terpuruk akibat pandemi virus corona (SARS-CoV-2). "Mempertimbangkan kondisi perekonomian
              Indonesia  pada  masa  pandemi  Covid-19  dan  perlunya  pemulihan  ekonomi  nasional,  diminta
              kepada Gubernur untuk melakukan penyesuaian penetapan nilai Upah Minimum Tahun 2021
              sama dengan nilai Upah Minimum Tahun 2020," ujar Ida dalam surat edaran tersebut.

              Khofifah  Diminta  Abaikan  SE  Menaker  Sejumlah  serikat  buruh  di  Jawa  Timur  juga  bakal
              menggelar aksi unjuk rasa menuntut Gubernur Jawa Timur menaikkan besaran upah minimum
              provinsi (UMP) 2021 pada Senin (2/11).

              Sekretaris konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Timur, Jazuli mengatakan tanggal
              31 Oktober 2020 mestinya merupakan batas akhir Gubernur se-Indonesia untuk menetapkan
              dan  mengumumkan  besaran  UMP  tahun  2021.  Namun  hal  itu  terganjajal  surat  edaran  (SE)
              Menteri Ketenagakerjaan nomor: M/11/HK.04/X/2020. Buruh Jatim pun mendesak agar Khofifah
              mengabaikan SE itu.

              "Serikat  pekerja/serikat  buruh  di  Jatim  mendesak  agar  Gubernur  Khofifah  mengabaikan  SE
              Menaker tersebut dan tetap menaikkan upah minimum provinsi tahun 2021 sebesar Rp. 2,5
              juta," kata Jazuli, Sabtu (31/10). Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. (Foto:
              Muchlis-Biro  Setpres)  Ada  sejumlah  alasan  yang  mendasari  para  buruh  sehingga  tetap
              menghendaki  kenaikan  UMP  tahun  2021.  Antara  lain  Undang-undang  (UU)  Nomor  13  tahun
              2003, menerangkan bahwa penetapan upah minimum merupakan wewenang gubernur.

              "Berdasarkan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, penetapan upah minimum merupakan
              kewenang  gubernur  dengan  memperhatikan  rekomendasi  dari  dewan  pengupahan  provinsi,"
              ucapnya.

              Dan, kata dia Dewan Pengupahan Provinsi Jatim dari unsur serikat pekerja/serikat buruh dalam
              rapat Dewan Pengupahan yang dilaksanakan pada 27 Oktober 2020 sepakat tetap ada kenaikan
              UMP Jawa Timur tahun 2021. Ia melanjutkan, SE Menaker Nomor: M/11/HK.04/X/2020 tentang
              Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Corona Virus Diseases 2019 (Covid-
              19) bukanlah produk hukum yang mengikat sehingga tidak harus dilaksanakan oleh Gubernur
              Jawa Timur.


              "Kedudukan SE tersebut juga di bawah UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," kata
              dia.

              Menurutnya,  intervensi  pemerintah  pusat  dalam  hal  penetapan  upah  minimum  melalui  SE
              Menaker dan bahkan melalui SE Mendagri tidak hanya terjadi pada saat Gubernur Khofifah saja.
              "Tahun-tahun  sebelumnya  pada  saat  kepemimpinan  Gubernur  Soekarwo  juga  acap  kali
              dilakukan. Namun Gubernur Soekarwo mengabaikan SE-SE tersebut dan tidak ada sanksi dari
              pemerintah pusat kepada Gubernur Soekarwa pada saat itu," ujarnya.
                                                           425
   421   422   423   424   425   426   427   428   429   430   431