Page 450 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 450

10.000 BURUH AKAN KEMBALI TURUN KE JALAN PADA 2 NOVEMBER, TUNTUT
              KENAIKAN UPAH DAN TOLAK OMNIBUS LAW
              Setidaknya ribuan buruh yang tergabung dalam kelompok serikat pekerja di Indonesia diprediksi
              akan kembali turun ke jalan pada Senin, 2 November 2020 mendatang untuk menolak Undang-
              Undang Cipta Kerja.

              Aksi penolakan UU Cipta Kerja yang dilakukan buruh ini akan digelar secara besar-besaran di 24
              provinsi di Indonesia, Wilayah Jabodetabek, Karawang, dan Purwakarta, massa buruh diprediksi
              berjumlah lebih dari 10.000 orang. Aksi tersebut rencananya dilakukan di Istana Negara dan
              gedung Mahkamah Konstitusi (MK).

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Said  Iqbal  menyatakan,  aksi  massal
              tersebut  dilakukan  para  pekerja  dalam  rangka  menuntut  pemerintah  untuk  membatalkan
              penerapan  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  dan  menuntut  kepala  daerah  di  Indonesia  untuk
              menaikan  upah  minimum  tahun  2021.  "Kalau  di  Jawa  barat  aksinya  di  Bandung,  Banten  di
              Serang,  Jawa  Tengah  di  Semarang,  Jawa  Timur  di  Surabaya, Kepulauan  Riau  di  Batam dan
              beberapa lainnya," ungkapnya saat on air di RadioM 107,5 News Channel, Sabtu 31 Oktober
              2020.

              Sebagaimana diberitakan PRFMNews.id dalam artikel," 2 Hari Lagi, 10.000 Buruh Akan Kepung
              Dua Lokasi Ini Tuntut Kenaikan Upah dan Tolak Omnibus Law ", ia pun meminta gubernur untuk
              tak mengindahkan surat edaran Menteri Ketenagakerjaan terkait upah minimum 2021.

              Menurut Said, surat edaran sama halnya dengan ajakan aparat kewilayahan yang boleh dipatuhi
              ataupun tidak oleh warganya. "Harus diabaikan surat edaran menteri tenaga kerja terkait upah
              minimum 2021 yang sama dengan upah minimum 2020 atau naik 0%. Karena surat edaran ini
              bentuknya  imbauan.  Seperti  pa  RT  membuat  surat  kerja  bakti,  boleh warga  ikut  boleh  juga
              tidak," jelas Said.

              Seperti halnya di Jawa Tengah, lanjut Said, yang menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021,
              ia berharap daerah lain khususnya Jawa Barat untuk ikut menaikan UMP 2021. Terlebih Jawa
              Barat memiliki potensi industri yang lebih besar ketimbang Jawa Tengah. "Faktanya Gubernur
              Jawa Tengah juga sudah mengeluarkan UMP-nya naik 3,27 persen. Artinya, Jawa Barat, Kang
              Emil harusnya naikan, kan baru keluar nih Jabar tidak menaikan UMP. Nah itu tidak fair, Jawa
              Barat ini potensi industri yang lebih besar dari Jawa Tengah," tukasnya.***(Haris RaisMNews.id).





























                                                           449
   445   446   447   448   449   450   451   452   453   454   455