Page 454 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 454

Aksi ini digelar untuk memprotes keputusan pemerintah yang tidak menaikkan upah minimum
              pada 2021. Selain itu, buruh juga menentang Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dinilai mengebiri
              hak-hak pekerja. "Di Istana dan MK diperkirakan tidak kurang dari 10 ribu orang," kata Ketua
              Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S Cahyono kepada, Sabtu (31/10).

              Kahar menambahkan, nantinya serikat pekerja akan menggelar mogok kerja nasional. Namun ia
              belum bisa memperkirakan waktu secara detail. "Mogok kerja nasional akan ditetapkan nanti,"
              imbuhnya.

              Sebelumnya,  KSPI  menyatakan  akan  melakukan  aksi  nasional  besar-besaran  di  24  provinsi
              selama tiga hari, yakni pada 2 November dan pada 9-10 November. "Aksi itu akan diikuti hingga
              ratusan ribu buruh di Mahkamah Konstitusi, Istana, DPR RI, dan di kantor Gubernur di seluruh
              Indonesia, dengan membawa isu batalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan harus ada kenaikan
              upah minimum 2021 untuk menjaga daya beli masyarakat," ucap Presiden KSPI Said Iqbal dalam
              keterangannya, Selasa (27/10).

              Adapun, KSPI menyebut empat alasan mengapa upah minimum 2021 harus naik. Pertama, jika
              upah minimum tidak naik, hal ini akan membuat situasi semakin panas. Apalagi saat ini para
              buruh masih memperjuangkan penolakan terhadap UU Cipta Kerja.

              Kedua,  alasan  upah  tidak  naik  karena  saat  ini  pertumbuhan  ekonomi  minus  tidak  tepat.
              Bandingkan dengan apa yang terjadi pada tahun 1998, 1999, dan 2000. "Sebagai contoh, di DKI
              Jakarta, kenaikan upah minimum dari tahun 1998 ke 1999 tetap naik sekitar 16 persen, padahal
              pertumbuhan  ekonomi  tahun  1998  minus  17,49  persen.  Begitu  juga  dengan  upah  minimum
              tahun  1999  ke  2000,  upah  minimum  tetap  naik  sekitar  23,8  persen,  padahal  pertumbuhan
              ekonomi tahun 1999 minus 0,29 persen," kata Said.

              Ketiga, bila upah minimum tidak naik maka daya beli masyarakat akan semakin turun. Daya beli
              turun  akan  berakibat  jatuhnya  tingkat  konsumsi.  Ujung-ujungnya  berdampak  negatif  buat
              perekonomian.

              Keempat, tidak  semua perusahaan  kesulitan  akibat pandemi  COVID-19.  Oleh karena  itu, dia
              meminta kebijakan kenaikan upah dilakukan secara proporsional.


































                                                           453
   449   450   451   452   453   454   455   456   457   458   459