Page 456 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 456

DEMO BESAR LAGI! 5.000 BURUH BAKAL 'KEPUNG' ISTANA 2 NOVEMBER

              Sekitar 5.000 buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan
              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) akan kembali berdemonstrasi menolak
              Undang-undang (UU)Omnibus Law Cipta Kerja dan kebijakan upah minimum 2021 yang tak naik,
              pada Senin, (2/11) mendatang.

              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, pada 2 November mendatang itu dipastikan unjuk rasanya
              akan besar-besaran. Adapun titik demonya berlokasi di Istana Negara dan gedung Mahkamah
              Konstitusi, Jakarta Pusat.

              "Jadi diperkirakan maksimal 10.000-an, tapi tidak akan kurang dari 5.000 orang. Ini pasti di atas
              5.000-an. Itu yang di Istana dan Mahkamah Konstitusi, semuanya berasal dari Jabodetabek,"
              ungkap Said Iqbal kepada detikcom, Sabtu (31/10/2020).

              Tak  hanya  di  pusat  Ibu  Kota,  serikat  pekerja/buruh  di  daerah  juga  akan  menggelar  aksi
              penolakan UU 'Sapu Jagat' dan upah minimum 2021.

              "Sedangkan di daerah-daerah lain tentu variasi, ada yang ribuan, ada yang 5.000-an orang juga.
              Biasanya kan itu karena gabungan jauh lebih besar aksi di daerah, dibandingkan aksi di nasional,"
              papar Said Iqbal.

              Demo besar buruh tak berhenti di 2 November. Segera klik halaman berikutnya.

              Unjuk rasa besar-besaran ini tak berakhir di 2 November. Said Iqbal mengatakan, pada tanggal
              9 dan 10 November akan kembali digelar unjuk rasa dengan jumlah massa yang sama, atau
              bahkan lebih banyak.

              "Jadi  ada  3  aksi.  Tanggal  2  November  di  Istana  dan  Mahkamah  Konstitusi,  itu  24  provinsi
              serentak. Tanggal 9 November ada lagi di DPR, dan juga serempak di 24 provinsi. Isunya sama
              dua tadi, cabut Omnibus Law, dan naikkan UMP 2021. Ketiga, tanggal 10 November di Kemnaker
              (Kementerian Ketenagakerjaan) dan tentu di 24 provinsi akan serempak. Itulah 3 hari yang akan
              kita laksanakan," urainya.

              Khususnya pada 10 November di Kemnaker, ia memastikan jumlah massa akan lebih banyak.

              "Bisa jadi tanggal 10 November lebih banyak lagi, karena itu kan to the point ke Kemnaker
              mengenai upah minimum," tuturnya.

              Oleh  karena  itu,  jika  Menaker  Ida  Fauziyah  tak  mengabulkan  permintaan  buruh,  Said  Iqbal
              memprediksi akan ada mogok kerja nasional.

              "Bila  ini  tidak  didengar oleh  Kemnaker  tentang upah  minimum,  pasti  akan  ada  mogok kerja
              nasional.  Karena  kan  upah  akan  ada  perundingan  di  tingkat  perusahaan.  Karena  dia  ada
              perundingan di perusahaan, dan ada potensi upah minimum atau upah berkala tidak naik, bisa
              terjadi mogok kerja secara serempak, secara nasional. Tapi tetap mengikuti prosedur, yaitu UU
              13/2003," pungkasnya.














                                                           455
   451   452   453   454   455   456   457   458   459   460   461