Page 735 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 735

SUDAH 18 PROVINSI SEPAKAT UPAH MINIMUM 2021 TIDAK NAIK

              Kementerian  Ketenagakerjaan  mengungkapkan,  sudah  ada  18  provinsi  yang  sepakat  untuk
              mengikuti  Surat  Edaran  (SE)  tentang  Penetapan  Upah  Minimum  2021  pada  Masa  Pandemi
              Corona  Virus  Disease  2019  (Covid-19).  Berdasarkan  SE  ini,  upah  minimum  tahun  depan
              ditetapkan sama dengan tahun ini.

              "Terkait dengan upah minimum provinsi sudah ada laporan 18 provinsi yang akan mengikuti
              Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan,"  ucap  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  dalam
              pernyataan resmi yang diterima pada Rabu (28/10). Angka tersebut didasarkan pada data hingga
              Selasa (27/10) pukul 16.35 WIB.

              Menurut dia, beberapa daerah telah melaksanakan sidang Dewan Pengupahan Provinsi dalam
              rangka persiapan penetapan upah minimun (UM) 2021 yang telah menghasilkan kesepakatan
              akan melaksanakan SE Menteri Ketenagakerjaan.

              Ke-18  provinsi  yang  dimaksud  adalah  Jawa  Barat,  Banten,  Bali,  Aceh,  Lampung,  Bengkulu,
              Kepulauan  Riau,  Bangka  Belitung,  Nusa  Tenggara  Barat,  Nusa  Tenggara  Timur,  Sulawesi
              Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
              Kalimantan Tengah, dan Papua.

              "Sebenarnya  posisinya  setelah  kami  mendiskusikan  secara  mendalam,  mempertimbangkan
              berbagai hal, jalan tengah yang bisa kita ambil adalah dengan tetap sebagaimana upah minimum
              2020. Ini adalah jalan tengah yang kita ambil hasil diskusi di Dewan Pengupahan Nasional. Kami
              harap para gubernur menjadikan ini sebagai referensi dalam menetapkan upah minimum," ucap
              Ida.

              Kementerian Ketenagakerjaan telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor M/ll/HK.04/2020yang
              ditujukan kepada gubernur se-Indonesia. SE itu mengatur tentang Penetapan Upah Minimum
              Tahun  2021  pada  masa  pandemi  Corona  Virus  Disease  2019  (Covid-19).  Penerbitan  SE  ini
              dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan dan keberlangsungan bekerja bagi pekerja
              atau buruh serta menjaga kelangsungan usaha.

              Penerbitan SE ini juga dilatarbelakangi keberadaan pandemi Covid-19 yang telah berdampak
              pada kondisi perekonomian dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hak pekerja atau
              buruh termasuk dalam membayar upah.

              Sulit Terungkit

              Sementara  itu,  ekonom  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  Bhima
              Yudhistira mengatakan, di tengah tekanan pandemi saat ini sebaiknya pemerintah mendorong
              kenaikan upah minimum.

              "Sejauh ini, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan berpihak kepada pengusaha dan
              tidak mempo-sisikan diri sebagai mediator antara kepentingan pengusaha dan pekerja. Padahal
              fungsi upah minimum itu untuk perlindungan bagi pekerja. Dan upah minimum hanya mengatur
              upah pekerja yang paling bawah," tutur dia saat dihubungi, Rabu (28/10).

              Padahal,  lanjut  Bhima,  sebelumnya  itu  sudah  keluar  Surat  Edaran  Menaker  Nomor
              M/6/HI.00.01/V/2020 yang membuka peluang THR tak dibayar tepat waktu oleh pengusaha,
              kemudian  adanya  UU  Cipta  Kerja  yang  berisi  banyak  hak  pekerja  yang  berkurang  dan
              memberikan ketidakpastian kerja (job uncertainty).

              "Jadi kalau sekarang ditambah upah minimum tidak naik, maka ini strategi yang salah untuk
              perlindungan pekerja dan pemulihan ekonomi," jelas dia.


                                                           734
   730   731   732   733   734   735   736   737   738   739   740