Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 84

Sekretaris  Dinas  Tenaga  Kerja  Kota  Cimahi,  Uce  Her-diana  mengatakan,  pihaknya  sudah
              menerima surat edaran tersebut. "Betul kita sudah terima surat edarannya. Isinya upah minimum
              tahun 2021 sama dengan upah tahun 2020," ujarnya.

              Dikatakan Uce, untuk langkah selanjutnya, pihaknya akan melakukan rapat pleno dengan Dewan
              Pengupahan Cimahi dalam waktu dekat. Hasil pleno tersebut akan disampaikan ke Wah Kota
              Cimahi, untuk kemudian diteruskan kepada Gubernur Jawa  Barat. "Walau sudah ada edaran
              tetap  harus  diple-nokan.  Sudah  ada  hasil  pleno,  diusulkan  ke  wali  kota  untuk  diusulkan  ke
              gubernur dan ditetapkan sebagai UMK," tutur Uce.

              Diakui Uce, Pemkot Cimahi hanya melaksanakan regulasi dari pusat. "Buruh pasti inginnya naik,
              tapi kan sudah ada edarannya," ujar Uce.

              Apresiasi

              Sementara itu, Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Dedy Widjaja
              mengapresiasi  langkah  Gubernur  Jabar  yang  mengikuti  Surat  Edaran  Menteri  Tenaga  Kerja
              tentang penetapan upah minimum tahun 2021.

              Langkah  tersebut,  menurutnya,  sudah  tepat  karena  situasi  dan  kondisi  yang  dihadapi  dunia
              usaha  saat  ini  berat.  Tidak  sedikit  perusahaan  yang  berhenti  beroperasi  dan  melakukan
              pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya karena tertekan imbas pandemi Covid-
              19. "Kami tidak mengetahui apakah dengan tidak naik ini akan membantu atau tidak. Selama
              PSBB masih diberlakukan, vaksin belum diedarkan, ekonomi di Indonesia dan juga dunia belum
              bisa membaik," katanya saat dihubungi kemarin.

              Dedy  menjelaskan,  isu  kenaikan  upah  yang  telah  menjadi  isu  rutin  pada  pengujung  tahun,
              khusus pada 2020 tidak lagi menjadi hal krusial.

              Alasannya, yang terpenting saat ini adalah membangkitkan atau menghidupkan kembali geliat
              ekonomi yang terpuruk. Selama perekonomian belum juga pulih maka akan sulit melangkah.
              "Tak  ada  kesengajaan  dari  pengusaha  untuk  tak  menaikkan  upah.  Tapi  kondisinya  saat  ini
              banyak yang babak belur, utang makin besar, bahkan pabrik tutup," katanya.

              Lebih  lanjut,  Dedy  mengatakan,  apabila  kondisi  sulit  saat  ini  bisa  terlewati,  teijadi  inflasi,
              pertumbuhan  ekonomi  membaik,  dan  daya  beli  meningkat,  dunia  usaha  tidak  segan  untuk
              melakukan penyesuaian upah seperti yang selama ini dilakukan.

              "Jika tidak naik bukannya senang, justru prihatin karena artinya kita dalam kondisi tidak bagus.
              Kalau masyarakat tidak mampu, ini menjadi bumerang juga bagi industri karena barang tidak
              ada  yang  membeli  untuk  dikonsumsi.  Jika  masyarakat  tidak  ada  daya  beli,  siapa  yang  mau
              menyerap barang yang dihasilkan industri," katanya. (Ai Rika Rachmawati, Novianti Nurulliah,
              Ririn Nur Febriani, Yulistyne Kasumaningrum)***

              Daftar Upah Minimum Provinsi di Indonesia

              Provinsi \f: L 2020 (Rp) 2021 (Rp)

              Nangroe Aceh Darussalam S 3.165.030 3.165.030

              Sumatra Utara 2.499.423 2.499.423
              Sumatra Barat 2.484.041 2.484.041

              Sumatra Selatan 3.043.111 3.043.111

              Riau 2.888.563 2.888.563

                                                           83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89