Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 82

Ringkasan

              Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Provinsi Jabar tahun
              2021 sebesar Rp 1.810.351,36, sama dengan UMP tahun 2020. Besaran UMP Jabar 2021 diatur
              dalam Keputusan Gubernur Jabar Nomor 561/Kep.722-Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum
              Provinsi  Jawa  Barat  Tahun  2021.  Buruh  di  Jawa  Barat  kecewa  dan  mengancam  mogok.
              Sementara itu, pengusaha memberi apresiasi.



              UMP 2021 TAK NAIK BURUH KECEWA, PENGUSAHA BERI APRESIASI

              Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Provinsi Jabar tahun
              2021 sebesar Rp 1.810.351,36, sama dengan UMP tahun 2020. Besaran UMP Jabar 2021 diatur
              dalam Keputusan Gubernur Jabar Nomor 561/Kep.722-Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum
              Provinsi  Jawa  Barat  Tahun  2021.  Buruh  di  Jawa  Barat  kecewa  dan  mengancam  mogok.
              Sementara itu, pengusaha memberi apresiasi.

              Penetapan UMP 2021 diumumkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jabar
              Rachmat Taufik Garsadi di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (31/-10/2020) lalu. "Sebagaimana
              amanat  Peraturan  Pemerintah  Nomor  78  Tahun  2015  bahwa  gubernur  selambat-lambatnya
              harus  menetapkan  dan  mengumumkan  UMP  pada  1  November.  Kewajiban  itu  harus
              dilaksanakan," kata Rachmat.

              Rachmat menyatakan, penetapan UMP Jabar mengikuti Surat Edaran (SE) Menteri Tenaga Kerja
              Nomor M/11/HK04/-X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi
              Covid-19 dan Surat Rekomendasi Dewan Pengupahan Jabar Nomor 56i/5i/X/-Depeprov perihal
              Rekomendasi UMP Jabar 2021.

              "Aturan  terkait  penetapan  upah  minimum  ini  adalah  Peraturan Pemerintah  Nomor  78 Tahun
              2015. Pertama, bahwa lima tahun setelah penetapan PP ini segera ditetapkan kebutuhan hidup
              layak (KHL)," ucapnya.

              Aturan  mengenai  penggunaan  KHL  sudah  keluar  yakni  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2020. "Aturan itu mengharuskan Dewan Pengupahan provinsi
              segera menetapkan KHL berdasarkan data-data dari BPS (Badan Pusat Statistik)," kata Rachmat.

              Namun, kata Rachmat, hingga rapat pleno Dewan Pengupahan Provinsi Jabar berlangsung pada
              27 Oktober, BPS belum merilis data-data KHL. Selain itu, berdasarkan PP Nomor 78 Tahun 2015,
              penetapan  UMP  itu dilandasi  UMP  tahun  berjalan  dikalikan penambahan  dari  inflasi dan  laju
              pertumbuhan ekonomi. "Saat ini, kami belum menerima rilis data inflasi untuk triwulan HI 2020
              dari BPS. Rencananya, data inflasi dirilis 2 November 2020. Sementara itu, laju pertumbuhan
              ekonomi pada 4 November," katanya.

              Rachmat menyatakan, jika merujuk pada inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi triwulan II2020,
              maka UMP Jabar dipastikan menurun.

              Oleh karena itu, pihaknya mengikuti SE Menteri Tenaga Kerja Nomor M/ll/HK04/X/2020. "Kalau
              melihat  data  rilis  BPS  di  triwulan  II,  LPE  Jabar  itu  minus  5,98%.  Kalau melihat  inflasi bulan
              September  itu  1,7%,  maka  UMP  Jabar  dipastikan  turun,"  ucapnya.  "Jalan  tengahnya,  kami
              mengikuti  SE  Menteri  Tenaga  Kerja  untuk  menetapkan  UMP  2021  sama  dengan  tahun
              sebelumnya."

              Rachmat juga mengatakan, dengan penetapan itu, maka upah minimum kabupaten/kota di Jawa
              Barat  harus  lebih  besar  dari  UMP  Jabar  tahun  2021.  "Untuk  penetapan  upah  minimum
              kabupaten/ko-

                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87