Page 78 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 78

BURUH DEMO SERENTAK TOLAK UU CIPTAKER

              Aksi unjuk rasa penolakan terhadap Undang-Undang (UU) Cipta Kerja terus bergulir. Hari ini,
              Senin  (2/11),  puluhan  ribu  buruh  yang  tergabung  dalam  32  konfederasi  dan  federasi  akan
              melakukan aksi serentak di 24 provinsi. Untuk wilayah Jabo-detabek, unjuk rasa dipusatkan di
              depan Istana Merdeka dan Mahkamah Konstitusi (M K).

              Presiden  Konfederasi  Serikat Pekerja  Indonesia (KSPI)  Said  Iqbal  menyebutkan, titik  kumpul
              massa  adalah  patung  kuda  pada  sekitar  pukul  10.30  WIB.  Selain  KSPI,  aksi  juga  diikuti
              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) versi Andi Gani Nena (AGN) dan Gerakan
              Kesejahteraan  Nasional  (Gekanas).  'Tuntutan  yang  akan  disuarakan  adalah,  batalkan
              omnibuslaw UU Cipta Kerja (Ciptaker) dan menuntut agar upah minimum tahun 2021 (UMP,
              UMK, UMSP, dan UMSK) tetap naik," kata Said Iqbal, Ahad (1/11).

              Pada saat bersamaan, lanjutnya, akan diserahkan gugatan uji materiil dan uji formil UU Ciptaker
              ke M K oleh KSPSI AGN dan KSPI. Jika nomor UU Cipta Kerja belum ada pada saat penyerahan
              berkas gugatan tersebut, buruh hanya akan datang untuk berkonsultasi ke MK. Saat ini, UU
              Ciptaker memang belum diundangkan oleh pemerintah.

              Said menyebutkan, selain di Ibu Kota, aksi juga akan dilakukan di daerah lain, seperti Yogya,
              Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan
              Makassar. Demonstrasi juga akan digelar di Gorontalo, Bitung, Kendari, Moro-wali, Banjarmasin,
              Palangka Raya, Samarinda, Lombok, Ambon, Papua, dan daerah lain. "Aksi KSPI dan 32 federasi
              lainnya ini adalah non-violence (antikeke-rasan), terukur, terarah, dan konstitusional," kata Said.

              Setelah aksi pada 2 November, aksi akan dilanjutkan kembali pada 9 November 2020 di DPR
              untuk menuntut dilakukannya review legislatif. Kemudian, aksi dilanjutkan di kantor Kem ente
              rian Keten agake rjaa n pada 10 November untuk menuntut UMP 2021 tetap naik. "Aksi 9 dan
              10  juga  membawa  dua  agenda  yang  kami  sebutkan  di  atas,  dan  dilakukan  serentak  di  24
              provinsi," katanya.

              UU  Cipta  Kerja  menjadi  polemik  setelah  disahkan  pada  5  Oktober  2020.  Mahasiswa,  buruh,
              hingga organisasi masyarakat menolak sejumlah pasal kontroversial dalam UU tersebut Terlebih,
              pembahasan UU tersebut dinilai tidak melibatkan publik.

              Belum  selesai  polemik  tersebut,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menerbitkan  edaran
              kepada gubernur tentang penetapan UMP 2021 pada masa pandemi COvid-19. Dalam edaran
              tersebut,  Ida  meminta  gubernur  menyesuaikan  penetapan  nilai  upah  minimum  2021  sama
              dengan tahun 2020.

              Soal UMP, Said mengatakan, pihaknya mengusulkan adanya kenaikan maksimal 8 persen. Ia
              menyebut aksi besar-besaran akan terjadi jika UMP tidak naik sama sekali.

              Anggota Komisi  IX  DPR,  Netty Prasetiyani,  meminta  pemerintah  bersikap  seimbang.  Artinya,
              pemerintah tidak boleh mendengarkan kalangan pengusaha saja. Menurut dia, pandemi tidak
              hanya berdampak ke pada kalangan pengusaha, tetapi juga buruh dan pekerja lain. Para pekerja
              itu mengalami PHK, dirumahkan, gajinya dipotong, dan lainnya.


              "Jika  pemerintah  tidak  menaikkan  upah  minimum  tahun  2021  maka  harus  diperhatikan
              bagaimana  daya  beli  masyarakat.  Apakah  hal  ini  sudah  dipertimbangkan?"  kata  Netty,  akhir
              pekan lalu. febriantoadi saputro/arif satrio nugrohoed: ilham tirta






                                                           77
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83