Page 83 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 83

ta,  mereka  mempunyai  waktu  terakhir  (menetapkan  upah  minimum)  pada  tanggal  21
              November," katanya.
              Ancam mogok

              Buruh di Jawa Barat menolak SE Menteri Ketenagakerjaan dan Upah Minimum Provinsi (UMP)
              Jabar 2021. Buruh sangat kecewa dengan SE Menaker yang melarang gubernur menaikkan upah
              minimum  2021.  Demikian  diutarakan  Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  Federasi  Serikat  Pekerja
              Tekstil, Sandang, dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP FSP TSK SPSI) dan Ketua DPD
              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Provinsi Jawa Barat, Roy Jinto Ferianto,
              di Bandung, Minggu (1/11/2020).

              "Dengan  SE  ini  banyak gubernur  yang  tidak  menaikkan  upah  minimum 2021,  salah  satunya
              Gubernur Jabar. Padahal, jelas SE bukan produk hukum yang harus dilaksanakan," katanya.

              Lagi  pula,  menurut  dia,  penetapan  upah  minimum  sudah  cukup  jelas  diatur  dalam  Undang-
              Undang  (UU)  Nomor  13/2003,  Peraturan  Pemerintah  (PP)  78/2015.  Ia  mengatakan,  amanat
              Pasal 43 PP 78/2015 sudah jelas di mana setelah 5 tahun PP tersebut berlaku, dilakukan survei
              KHL  untuk  menentukan  upah  minimum.  "Tahun  ini  harusnya  dilakukan  survei  pasar  untuk
              menentukan  KHL  karena  sudah  keluar  peraturan  mengenai  KHL  Permen  18  Tahun  2020,"
              katanya.
              Berdasarkan aturan, menurut dia, untuk menentukan upah minimum harus berdasarkan KHL
              ditambah inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Jadi, dia menilai, SE yang dikeluarkan oleh Menaker
              bertentangan dengan peraturan perundang-un-dangan yang berlaku. "Maka, UMP Jabar cacat
              hukum karena hanya mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19.

              Gubernur  Jabar  tidak  mempunyai  rasa  sensitivitas  terhadap  kondisi  kaum  buruh  di  Jabar,"
              ujarnya.

              Kenaikkan upah, menurut dia, sangat dinantikan kaum buruh untuk menjaga daya beli kaum
              buruh. Ia menilai, dengan tak menaikkan upah 2021 berarti gubernur lebih berpihak terhadap
              pengusaha yang menginginkan upah tidak naik. "Gubernur DKI, Jateng, DIY tetap menaikkan
              upah dengan mengabaikan SE Menaker. Oleh karena itu, kaum buruh menyatakan menolak SE
              dan UMP 2021 Jabar," ujar Roy.
              Roy menegaskan, pihaknya meminta gubernur untuk menaikkan upah minimum 2021 minimal
              8,51,%. Buruh akan mogok daerah secara serentak di seluruh kabupaten dan kota di Jabar dan
              juga di kantor Gubernur Jabar dalam waktu dekat.

              Buruh di Kota Cimahi pun gigit jari atas terbitnya SE Kemenaker terkait upah. Besaran upah
              tahun  2021  yang  dinyatakan  besarannya  sama dengan  tahun  2020 dinilai  merugikan  buruh.
              Dengan keputusan tersebut, upah di Kota Cimahi tahun 2020 kemungkinan besar tetap sebesar
              Rp 3139-274,74.
              Ketua DPC Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 92 Kota Cimahi, Asep Jamaludin mengatakan,
              keputusan tidak naiknya upah minimum tahun ini menunjukkan keberpihakan pemerintah. "Hal
              itu makin meyakinkan bahwa pemerintah jelas tidak ada keberpihakan terhadap kaum buruh.
              Padahal, tuntutan buruh upah minimun naik 8%," ujarnya.
              Buruh Kota Cimahi mengancam akan melakukan aksi lanjutan apabila tidak ada kenaikan upah
              tahun depan. "Kami pastikan buruh akan melakukan aksi yang lebih besar lagi," ucapnya.

              Menurutnya, keputusan ini menambah beban berat setelah pengesahan Undang-Un-dang Cipta
              Kerja. Produk hukum tersebut hingga kini masih mendapat tentangan dari para buruh. "Undang-
              Un-dang Cipta Kerja saja masih masalah, sekarang muncul masalah baru," ujarnya.

                                                           82
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88