Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 117

Pimpinan serikat buruh yang diundang yaitu Said Iqbal (KSPI), Riden Hatam Azis (FSPMI), Joko
              Heriono (SPN), Mirah Sumirat (Aspek Indonesia), Sunandar (FSP KEP KSPI), Idris Idham (Farkes)
              Hermanto Achmad (KSPSI), Jinto (FSP TSK KSPSI), R. Abdullah (FSP KEP KSPSI), Ali Mansur
              (FSP RTMM), Arif Minardi (FSP LEM KSPSI), Indra Munaswar (FSPI), Didi Supriadi (GURU). Lalu
              Abdul Hakim (PPMI), Tugino (FSP RTMM KSPSI), Helmi Salim (FSP TSK KSPSI), Feri (FSP KEP
              KSPSI AGN), dan Sofyan (FSP Pariwisata).

              Wakil  Ketua  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  RI  Achmad  Baidowi  (Awiek)  membenarkan  acara
              tersebut. Namun, ia meminta agar penjelasan terkait hal-hal yang menjadi topik pembahasan
              ditanyakan  ke  Ketua  Baleg  DPR  Supratman  Andi  Agtas  yang  ikut  hadir  dalam  FGD  tersebut
              "[Ditanyakan]  ke  Pak  Maman  [Supratman]  ya  yang  ikut  pertemuan,"  kata  Awiek  kepada
              CNNIndonesia.com  , Selasa (18/8).

              Ratusan buruh yang menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja melakukan long march ke Gedung
              DPR usai berunjuk rasa di depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, pada 14 Agustus
              lalu  (CNN  Indonesia/  Yogi  Anugrah    CNNIndonesia.  com    telah  berusaha  menghubungi
              Supratman  untuk  mendapatkan  penjelasan  terkait  topik  pembahasan  dalam  FGD  tersebut.
              Namun, Supratman belum memberikan penjelasan hingga berita ini diturunkan.

              Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani menjanjikan pembahasan RUU Omnibus Law Ciptaker
              akan  dilakukan  secara  hati-hati  dan  transparan.  Dia  menanggapi  kritik  sejumlah  pihak  yang
              merasa pemerintah-DPR tidak terbuka.
              "Pembahasan  RUU  Cipta  Kerja dilakukan  secara cermat,  hati-hati,  transparan,  terbuka,"  ujar
              Puan,  dalam  rapat  paripurna  pembukaan  masa  sidang  I  Tahun  2020-2021  dalam  rangka
              penyampaian  pidato Presiden  RI  mengenai  RUU  APBN  2021 di  Kompleks  Parlemen,  Jakarta,
              Jumat (14/8).

              "Hal  ini  dilakukan  agar  UU  yang  dihasilkan  memiliki  legitimasi  yang  kuat  untuk  menjaga
              kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia," lanjutnya.

              Namun,  saat Puan  menyampaikan pernyataan  itu,  ratusan  orang  dari  elemen  buruh, petani,
              mahasiswa,  aktivis  perempuan  berdemo  menentang  RUU  Omnibus Law  Ciptaker  di berbagai
              daerah, termasuk di depan Gedung DPR/MPR, Jumat (14/8).

              Humas Gerakan Buruh Bersama Rakyat Jumisih menyebut DPR sudah mengingkari janji untuk
              tidak melakukan pembahasan RUU Omnibus Law Ciptaker di masa reses. Hal ini menjadi bukti
              kuat buruknya negara menghargai daulat rakyat.

              "Kepentingan  orang-orang  yang  sudah  terlampau  kaya,  tampak  lebih  dilayani  oleh
              penyelenggara negara," cetusnya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/8).

              "Demi tetap menjaga api perlawanan terhadap ketidakadilan yang terkandung dalam proklamasi
              kemerdekaan,  kami  bagian  dari  elemen  rakyat  menuntut  kepada  pemerintah  untuk
              menghentikan pembahasan Omnibus Law Cilaka," lanjut dia.

              Menurut Jumisih, rancangan regulasi ini harus dilawan karena merugikan kalangan buruh, petani,
              rakyat miskin. Bagi buruh, katanya, baik itu buruh kerah putih maupun kerah biru, RUU Omnibus
              Law Ciptaker merupakan ancaman karena melanggengkan sistem kerja kontrak dan outsourcing,
              upah  murah,  meminimalisasi  hak  cuti.  Bagi  buruh  perempuan,  RUU  ini  tak  melindungi  hak
              reproduksi karena menyingkirkan hak cuti haid, cuti keguguran atau melahirkan.

              (mts/bmw).




                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122