Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 130

Ringkasan

              Dampak sosial ekonomi Covid 19 serta Tingginya Upah Minimum Kabupaten telah mengancam
              tutupnya  ratusan  perusahan  tekstil.  Imbasnya  adalah  terjadinya  PHK  massal.  Persoalan  itu
              menjadi  materi  pertemuan  audiensi  antara  Wakil  Ketua  MPR  Ahmad  Basarah  dengan
              Perkumpulan  Pengusaha  Produk  Tekstil  yang  diketuai  Chang  Ahn  Sub  di  kantor  Basarah,
              Senayan, Kamis (24/12).



              KHAWATIR PHK MASAL, PARA PENGUSAHA PRODUK TEKSTIL NGADU KE MPR

              Dampak sosial ekonomi Covid 19 serta Tingginya Upah Minimum Kabupaten telah mengancam
              tutupnya  ratusan  perusahan  tekstil.  Imbasnya  adalah  terjadinya  PHK  massal.  Persoalan  itu
              menjadi  materi  pertemuan  audiensi  antara  Wakil  Ketua  MPR  Ahmad  Basarah  dengan
              Perkumpulan  Pengusaha  Produk  Tekstil  yang  diketuai  Chang  Ahn  Sub  di  kantor  Basarah,
              Senayan, Kamis (24/12).

              Juru  bicara  Perkumpulan  Pengusaha  Tekstil  Sariat  Arifia  mengungkapkan,  pihaknya  sangat
              mengapresiasi  pemerintah  Indonesia  dalam  menetapkan  UU  Cipta  Kerja  dalam  rangka
              menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

              "Namun dalam realitasnya para pengusaha yang tergabung dalam asosiasi tersebut terutama di
              Jawa Barat terancam gulung tikar dan pekerja terancam PHK massal dalam waktu dekat ini, di
              karenakan penetapan pengupahan diluar kemampuan dan kepantasan," ujar Sariat.

              Lebih  lanjut  Sariat  menambahkan,  sebagai  contoh,  sepanjang  tahun  2019  saja  telah  terjadi
              penutupan puluhan pabrik garmen dengan jumlah pekerja yang kena PHK kurang lebih 25 ribuan
              karyawan di Kabupaten Bogor dan Purwakarta.
              "Apabila  tidak  dilakukan  langkah  penyelamatan  yang  serius,  maka  tahun  2021  banyak
              perusahaan yang akan melakukan penutupan pabrik. Dalam hal ini asosiasi, merasakan ketidak
              adilan  dan  diskriminasi  dalam  penetapan  kebijakan  pengupahan,"  urai  Sariat  Sementara  itu,
              Ketua  Dewan  Pengupahan  Kabupaten  Bogor  dari  unsur  Apindo,  Dessy  menyampaikan
              kekecewaannya  dengan  penetapan  upah  minimum  kabupaten  yang  tidak  berdasarkan
              kesepakatan tiga unsur. Yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah.

              "Hal  ini  sangat  merusak  keberlangsungan  kehidupan  perusahaan  dan  berisiko  tinggi  akan
              terjadinya  PHK  massal  yang  merugikan  karyawan  sendiri,"  terangnya  Dessy  menambahkan,
              bahwa sebenarnya para pekerja ini intinya mau bekerja dan tidak menginginkan pabrik tempat
              mereka bekerja tutup. Apalagi pengangguran di Jawa Barat sangat tinggi.

              "Untuk pengangguran di Kabupaten Bogor sudah saja mencapai 14,26 persen," terangnya lagi.
              Ditambahkan  oleh  Ketua  dewan  pengupahan  asosiasi  lembaga  ini,  Yan  Mei  bahwa  saat  ini
              pengusaha  dan  para  pekerja  yang  bekerja  di  perusahaanlah  yang  benar  benar  mengetahui
              kondisi perusahaan kami masing-masing. "Belum tentu pihak2 yang mengatasnamakan asosiasi
              pekerja benar-benar memahami keinginan dan kebutuhan pekerja," urai Mei.

              "Kami betul-betul mengharapkan bantuan Pimpinan MPR agar masalah ini bisa disampaikan dan
              diketahui serta menjadi perhatiaan pemerintah pusat, khususnya Bapak Presiden Jokowi yang
              memang sedang gencar mengatasi masalah pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja
              di  Indonesia,"  ujar  Mei  Sementara  itu,  Wakil  Ketua  MPR  Ahmad  Basarah,  mengucapkan
              terimakasih  kepada  para  pengusaha  yang  telah  membuka  lapangan  pekerjaan  di  Indonesia
              sehingga membantu pemerintah dalam mengatasi problem pengangguran di Indonesia.


                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135