Page 160 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 160

Manajemen  Pelaksana  Program  Prakerja  sendiri  telah  memiliki  data  yang  detail  terkait  jenis
              pelatihan yang banyak diminati peserta selama masa pandemi.
              Menurut Yose, dari hasil pemetaan tersebut, Manajemen Pelaksana mestinya bisa menentukan
              apa saja program pelatihan yang memang efektif untuk dilanjutkan lewat metode online dan
              praktek fisik.

              Namun  demikian,  program  pelatihan  tatap  muka  memang  membutuhkan  biaya  lebih  tinggi.
              Pasalnya, pelatihan memerlukan tempat praktek, tutor untuk mendampingi peserta, dan biaya
              yang harus dikeluarkan peserta pelatihan seperti ongkos transportasi.

              "Jika pemetaan ini diterapkan, tentu anggarannya bisa lebih efektif dan efisien, mana yang untuk
              pelatihan online dan offline," katanya.

              Yose mengatakan persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tak bisa dituntaskan hanya dengan
              Program Kartu Prakerja.

              "Program  Kartu  Prakerja  ini  hanya  satu  bagian kecil.  Perlu  adanya peningkatan kualitas dari
              sistem Pendidikan kita," ujar dia.

              Ia menambahkan, Program Kartu Prakerja harus menjadi bagian dari life-long learning. Oleh
              karena  itu,  harus  ada  upskilling  dan  reskilling  pekerja  secara  berkala  lewat  Program  Kartu
              Prakerja.

              Pemerintah juga tak boleh menutup mata bahwa 80 persen penerima Kartu Prakerja adalah
              orang-orang yang berpendidikan SMA ke atas.

              Oleh karenanya, materi yang ditawarkan sebaiknya sesuai dengan segmen pekerja tersebut yang
              memang membutuhkan skill lebih tinggi. Tak boleh dilupakan, segmen tersebut hanya sekitar
              10 persen dari total tenaga kerja Indonesia.

              Artinya, pemerintah perlu menyiapkan program lain untuk menyasar pekerja yang berpendidikan
              rendah. Misalnya, program kejar paket yang berfungsi meningkatkan pengetahuan dasar.

              "Susah kalau pemerintah hanya mengandalkan Program Kartu Prakerja untuk menyelesaikan
              seluruh persoalan keterampilan tenaga kerja kita, karena memang basic skill masih rendah,"
              tutur Yose.
              Untuk itu, pemerintah perlu menggandeng berbagai pihak dalam menuntaskan persoalan tenaga
              kerja. CSIS sendiri sepakat bahwa swasta harus dilibatkan dalam mendongkrak kualitas tenaga
              kerja Indonesia.

              Dinamisnya kebutuhan pasar kerja harus segera direspon dengan keterampilan yang sesuai agar
              tidak terjadi lagi mismatch. Ia optimistis mitra swasta mampu memenuhi materi pelatihan yang
              sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

              "Kartu Prakerja ini bagusnya karena ada provider swasta yang memberikan jasa pelatihan. Kalau
              semua dipegang pemerintah, tidak akan tercapai," papar Yose.


              Ia  menegaskan,  Kartu  Prakerja  merupakan  program  pertama  pemerintah  yang  melibatkan
              platform digital, dan menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan pelatihan tenaga kerja yang
              sudah ada.

              Metode online juga memungkinkan jumlah peserta yang berpartisipasi mencapai sekitar 5,6 juta
              orang.




                                                           159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165