Page 107 - Handout Digital Fisika Inti Yurindah Lestari
P. 107
BAB 4 REAKSI INTI NULIR
dihasilkan dari reaksi rantai yang tidak terkendali dan mandiri, di mana isotop hidrogen bergabung
di bawah suhu yang sangat tinggi untuk membentuk helium dalam proses yang dikenal sebagai
fusi nuklir.
Ledakan dari bom nuklir atau bom temonuklir dapat menghasilkan ledakan, cahaya, panas,
dan variasi kejatuhan yang bervariasi. Ledakan tersebut berkekuatan konklusif berbentuk
gelombang kejut yang memancar dari titik ledakan pada kecepatan supersonik yang dapat benar
benar menghancurkan bangunan manapun dalam radius beberapa mil (The Editors of
Encyclopedia Britania, Inc., 2008)
Pada bom hidrogen terdapat dua komponen, yaitu komponen primer dan komponen
sekunder. Tahap fisi pertama itu disebut sebagai sistem utama. Sistem utama ini disebut sebagai
trigger. Sistem utama dirancang untuk menyediakan energi yang diperlukan untuk menyalakan
tahap kedua yaitu sistem sekunder.Pada sistem primer melepaskan energi dengan memadukan
hidrogen untuk membentuk helium. Tahap pertama juga disebut sebagai pemicu (bola hitam di
bagian atas) adalah bom plutonium kecil yang serupa dengan yang dijatuhkan di Nagasaki pada
tahun 1945 (Morland, H., 1979). Pelepasan energi pada tahap ini disebabkan oleh pembelahan
nuklir karena atom plutonium terbelah. Tritium sering ditambahkan ke pusat inti plutonium untuk
meningkatkan ledakan fisi dengan beberapa energi fusi tambahan. Ini terdiri dari jumlah yang
relatif kecil dari bahan peledak konvensional, peledakan di antaranya membawa uranium fisi yang
cukup banyak untuk menciptakan reaksi berantai fisi, yang pada gilirannya menghasilkan ledakan
lain dan suhu beberapa juta derajat. Didorong atau tidak, satu-satunya yang penting dari ledakan
tahap pertama ini adalah untuk menyinari dan memanaskan material di kolom pusat sampai 100
juta derajat celcius sehingga reaksi fusi yang jauh lebih hebat dapat dimulai di sana.
Video animasi bom hidrogen
Sumber: https://youtu.be/OL7QRVudwIM
102