Page 99 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 99
Prasasti Huludayeuh terletak di pertengahan sawah di kampung Huludayeuh, Desa
Cikalahang, Kecamatan Sumber. Namun, setelah terjadi pemekaran wilayah menjadi Kecamatan
Dukupuntang, Cirebon.
Sebenarnya warga setempat sudah lama mengetahui keberadaan batu prasasti Huludayeuh.
Namun, para ahli arkeologi dan ahli sejarah baru mengetahui letak batu prasasti ini pada bulan
September 1991. Setelah batu prasasti ini sudah diketahui oleh ahli sejarah dan arkeologi, barulah
diumumkan atau diberitakan di media cetak.
Pemberitaan tentang batu prasasti Huludayeuh di media cetak terjadi pada tanggal 11
September 1991 di Harian Pikiran Rakyat. Sedangkan Harian Kompas memberitakan berita ini
pada tanggal 12 September 1991.
Prasasti Huludayeuh memiliki 11 baris tulisan yang beraksara dan berbahasa Sunda kuno.
Batu prasasti ini saat ditemukan mempunyai tinggi 75 cm, lebar 36 cm, dan 20 cm.
Hal yang sangat disayangkan pada penemuan prasasti Huludayeuh adalah kondisi batu
prasasti sudah tidak utuh lagi. Hal ini mengakibatkan isi atau pesan yang terdapat pada batu
prasasti ini sudah tidak bisa diketahui secara keseluruhan.
4. Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis
Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis memiliki bentuk seperti tugu batu dan ditemukan di
Jakarta pada tahun 1918. Adanya prasasti sebagai sebuah tanda perjanjian Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Portugal.
Perjanjian itu dibuat oleh utusan dagang Portugis yang berasal dari Malaka yang dipimpin
oleh Enrique Leme. Perjanjian itu berupa Kerajaan Portugis membawa barang-barang untuk
diberikan kepada “Raja Samian” (Sanghyang, yaitu Sanghyang Surawisesa).
Tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis adalah lokasi prasasti
ini didirikan.
99