Page 97 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 97
Benda Peninggalan Bersejarah
Nama Sunda yang terdapat pada sebuah Kerajaan tercatat dalam dua batu prasasti. Kedua
batu itu ditemukan di lokasi yang berbeda, yaitu di daerah Bogor dan di daerah Sukabumi.
Batu Prasasti pertama ditemukan di kampung Pasir Muara, lebih tepatnya di pinggiran
sebuah persawahan yang tidak jauh dari lokasi prasasti Telapak Gajah. Prasasti Telapak Gajah
adalah prasasti yang menjadi peninggalan Purnawarman.
Batu prasasti yang ditemukan di kampung Pasir Muara memiliki sebuah tulisan atau
kalimat yang berisi empat baris. Bosch menerjemahkan kalimat yang ada pada batu prasasti itu,
“ini tanda ucapan Rakryan Juru Pangambat; alam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4),
pemerintahan negara dikembalikan kepada Raja Sunda.”
Untuk membaca angka tahunnya dibaca dari kanan ke kiri, karena angka tahunnya
memiliki corak sangkala. Dengan demikian, pembuatan prasasti tersebut pada tahun 458 Saka atau
536 Masehi.
Dalam batu prasasti yang kedua terdapat gambar sepasang telapak kaki gajah dan pada
prasasti itu terdapat tulisasn yang berisi “jayavi shãlasya tãrumnendrasya hastinah airãvatãbhasya
vibhãtidam padadvayam”. Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “kedua jejak telapak
kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa Tarumanegara
yang jaya dan berkuasa).
Sebagai informasi tambahan, Airawata dalam mitologi Hindu adalah nama gajah yang ditunggangi
Batara Indra. Ia adalah seorang dewa perang dan penguasa guntur.
Kerajaan Sunda meninggalkan beberapa peninggalan yang sampai saat ini masih bisa dilihat.
Mayoritas peninggalan Kerajaan Sunda berada di tanah Sunda atau lebih dikenal Jawa Barat.
Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Sunda.
1. Prasasti Cikapundung
97