Page 16 - LATIHAN FLIPBOOK
P. 16

c.  Percaturan  nilai-nilai  dalam  masyarakat  yang  menuntut  gereja

                                         menentukan  sikap,  misalnya  bagaimana  gereja  (baca:  pemimpin
                                         gereja)  menghadapi  arus  modernisasi  dan  globalisasi  yang  sedang

                                         melanda  dengan  segala  dampak  positif  dan  negatifnya.  Bagaimana

                                         anggota-anggota jemaat dipersiapkan untuk mengambil keputusan etis
                                         berdasarkan iman Kristen dan nilai-nilai tradisional yang dimilikinya

                                         di tengah-tengah masyarakat yang makin bersikap permissive (serba
                                         boleh).

                                    d.  Tuntutan dan harapan pihak luar, misalnya harapan pemerintah, agar
                                         senantiasa terjamin kerukunan antara umat beragama dan kerukunan

                                         antara pemerintah dan umat beragama. Sejauh manakah tuntutan dan

                                         harapan ini berpengaruh terhadap pelayanan jemaat, termasuk metode
                                         PI yang dilakukan oleh jemaat, misalnya.

                                    e.  Perkembangan  "iptek"  dan  dampaknya  terhadap  pelayanan  jemaat.
                                         Sejauh manakah anggota-anggota jemaat perlu mewaspadai implikasi-

                                         implikasi etis berbagai siaran TV dan sebaliknya bagaimana pulakah
                                         jemaat  dapat  memanfaatkan  video,  misalnya  untuk  melayani  dan

                                         bersaksi.


                               3.   Baik  kondisi  (internal),  maupun  situasi  (eksternal)  di  luar  jemaat  perlu

                                    dianalisis  berdasarkan  metode  Analisis  S-W-O-T,  sehingga  pimpinan

                                    jemaat dapat mengetahui, apakah kekuatan,(strength) jemaat dalam bidang
                                    daya, sarana, dan dana, serta bagaimana cara menggali, mengembangkan

                                    dan  memanfaatkannya.  Sebaliknya  perlu  diperhatikan  pula  kelemahan
                                    (weakness) yang ada di dalam jemaat, misalnya anggota-anggota jemaat

                                    yang  tidak/kurang  terlatih,  sehingga  mereka  tidak  dapat  berperan  serta
                                    dalam pelayanan jemaat. Pimpinan jemaat perlu mengatasi kelemahan ini,

                                    misalnya dengan melatih anggota-anggota jemaat, dsb. Analisis S-W-O-T

                                    juga akan menyebabkan pimpinan jemaat melihat peluang (opportunity)
                                    yang  tersedia  bagi  jemaat  untuk  melayani.  Misalnya,  sejumlah  besar

                                    keluarga  muda  di  daerah  real  estate,  memerlukan  pelayanan  rohani.
                                    Sebaliknya  pimpinan  jemaat  pun  harus  waspada  menghadapi  berbagai

                                    kendala  (threat),  umpamanya  rasa  antipati  (kalau  ada)  terhadap
                                    persekutuan-persekutuan yang diselenggarakan di rumah-rumah keluarga

                                    Kristen. Pimpinan jemaat perlu menanggulangi kendala yang demikian,

                                    misalnya melalui pendekatan-pendekatan kekeluargaan dengan anggota-
                                    anggota masyarakat setempat.



                               4.   Melalui metode Analisis S-W-O-T, seorang pemimpin dapat memahami
                                    secara  jernih  dan  objektif  keadaan  atau  kondisi  internal  jemaat,  serta
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20