Page 14 - LATIHAN FLIPBOOK
P. 14
arahan mulai dikurangi, sedangkan dukungan dan keterlibatan sosio-
emosionalnya lebih banyak pada tahap ini. Namun ia masih terus "menjadi
teladan" bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini ia lebih banyak
melakukan koordinasi.
3. G-3 berkorelasi dengan D-3. Pada waktu orang-orang yang dipimpin lebih
dewasa lagi, pemimpin harus terus menjadi teladan sambil mengurangi
arahannya, sedangkan dukungan masih tinggi. Gaya ini melihat kepemimpinan
sebagai partisipasi pemimpin bersama-sama dengan orang yang dipimpin.
Gaya ini menekankan kolaborasi (kerja sama) antara pemimpin dan orang-
orang yang dipimpinnya.
4. G-4 berkorelasi dengan D-4. Ketika orang-orang yang dipimpin berada pada
tingkat kedewasaan penuh, maka pemimpin terus mengurangi arahan dan
dukungan. Pada tingkat kedewasaan ini, pemimpin dapat mengadakan
pendelegasian tugas, tanggung jawab dan wewenang. Pada akhirnya
pendelegasian dapat bersifat final, ketika seorang pemimpin diganti oleh
penerusnya (pemimpin baru).
3.2.3 Variabel S (faktor Suasana Kasih).
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap keefektifan kepemimpinan adalah suasana
yang melingkupi hubungan antar pribadi. Dalam persekutuan (jemaat atau
organisasi Kristen) suasana kasih merupakan syarat mutlak. Seperti dikatakan oleh
Paulus, "... di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus,
yang adalah Kepala. Daripada-Nyalah seluruh tubuh yang rapih tersusun dan
diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya di
dalam kasih" (Efesus 4:15-16). Menarik sekali, bahwa kasih yang disebutkan di sini
adalah agape, yaitu kasih yang bersifat supra natural, kasih yang rela berkorban,
kasih Allah sendiri.
Dalam hal ini Tuhan Yesus memberikan teladan. Ia mengajarkan prinsip mengasihi,
mendemonstrasikan prinsip itu dalam praktek, lalu pada akhirnya membuat
kesimpulan.
Untuk memahami hal ini secara lebih mendalam, adakan PA (Penelaahan Alkitab)
berdasarkan: Markus 10:35-45; Lukas 22:24-27; Yohanes 13: 1-17; 31-35.
Pertanyaan-pertanyaan sebagai acuan PA:
1. Apakah yang menjadi ambisi murid-murid dalam mengikuti Tuhan Yesus?
2. Menurut Tuhan Yesus, apakah artinya "menjadi pemimpin" itu?
3. Apakah refleksi pribadi Saudara tentang peristiwa Tuhan Yesus mencuci kaki murid-
murid-Nya?