Page 9 - LATIHAN FLIPBOOK
P. 9
3.2 VARIABEL-VARIABEL KEPEMIMPINAN
Salah satu bagian Alkitab yang sangat jelas pesannya mengenai beberapa variabel
kepemimpinan, adalah Efesus 4:1-16. Menurut ayat-ayat ini, persekutuan orang-
orang Kristen (jemaat, organisasi Kristen) merupakan "tubuh yang rapih tersusun
dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota." Dengan demikian, persekutuan itu "menerima
pertumbuhannya dan membangun dirinya di dalam kasih."
Berdasarkan pesan ini, maka keefektifan kepemimpinan tidak bergantung semata-
mata kepada pemimpin saja, tetapi bergantung pada faktor-faktor penting, yaitu:
1. Sifat, sikap, dan perilaku pemimpin (4:1-11).
2. Tingkat kedewasaan (rohani dan pelayanan) orang-orang yang dipimpin (4:12-15).
3. Suasana kasih yang terbina di dalam persekutuan (jemaat atau organisasi) (4:16).
Namun masih ada faktor lainnya yang perlu diperhitungkan pula, karena sifatnya
yang turut mempengaruhi keefektifan kepemimpinan. Di dalam Yohanes 17:14-
18, jelas dikatakan bahwa gereja memang bukan dari dunia, tetapi diutus oleh
Kristus ke dalam dunia. Dan dunia itu sering tidak bersababat. Karena itu, Tuhan
Yesus sendiri mengingatkan, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati" (Matius 10:16). Pengertian ini mengandung implikasi relasional
dan kontekstual. Dalam hubungan dengan kepemimpinan dalam pelayanan,
relasi antara gereja (termasuk di dalamnya jemaat-jemaat dan organisasi Kristen)
dengan konteks tempat gereja melayani yang sering dirumuskan sebagai konteks
ipoleksosbud (ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya) merupakan faktor
yang penting dalam menentukan keefektifan kepemimpinan tersebut. Faktor ini
dapat disebut sebagai:
4. Relasi antara pemimpin (dan orang-orang yang dipimpinnya) dengan konteks yang ada
(Yohanes 17:14-18; Matius 10:16).
Keempat faktor di atas merupakan variabel situasional yang saling berinteraksi. Interaksi antara
keempat variabel inilah yang menentukan keefektifan kepemimpinan. Sifat interaksi itu adalah sebagai
berikut: kepemimpinan merupakan variabel terpengaruh yang nilainya ditentukan oleh empat variabel
pengaruh, yaitu pemimpin, orang-orang yang dipimpin, suasana kasih dan relasi dengan konteks yang
ada.