Page 6 - LATIHAN FLIPBOOK
P. 6
LANDASAN TEORI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TEORI SIFAT
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seseorang pemimpin ditentukan oleh sifat-
sifat. Sampai dengan tahun 50-an pembahasan tentang kepemimpinan pada umumnya menggunakan
teori sifat. Persoalannya, cara pendekatan yang digunakan terlalu bersifat deterministis; asumsi
dasarnya: seorang pemimpin yang (dianggap) memiliki sifat-sifat yang baik, yang dinilai lebih unggul
daripada orang-orang lain, dengan sendirinya akan menjadi pemimpin yang baik. Padahal fakta empirik
menunjukkan, bahwa asumsi itu tidak selalu benar. Dalam pengalaman banyak pemimpin yang baik tidak
selalu efektif dalam kepemimpinan mereka.
2.2. TEORI PENDEKATAN SIKAP DAN PERILAKU
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan sikap dan perilaku seorang individu ketika
malakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Karena itu muncul cara
pendekatan baru yang didasarkan pada sikap dan perilaku pemimpin. Cara pendekatan ini mencoba
mengidentifikasi kadar orientasi pemimpin, baik terhadap usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi
maupun terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Tetapi cara pendekatan sikap dan perilaku ini tetap
saja berpusat pada pemimpin. Faktor pemimpin dalam hal ini merupakan determinan keefektifan. Dalam
pengalaman, ternyata masih ada determinan-determinan lainnya yang turut menentukan keefektifan
kepemimpinan, misalnya peran-serta orang-orang yang dipimpin. Jadi, sikap dan perilaku pemimpin
tidak dengan sendirinya berkorelasi positif (atau negatif) dengan keefektifan kepemimpinan.
2.3. TEORI KONTINGENSI
Teori kontingensi, yang dikembangkan oleh Fred E. Fiedler mendalilkan adanya dua gaya kepemimpinan
baku. Pertama, gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tujuan dan kedua, gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada hubungan. Keefektifan kedua gaya itu ditentukan oleh korelasi yang tepat dengan
kombinasi dari beberapa variabel, yaitu:
a. Hubungan antara pemimpinan dan orang-orang yang dipimpinnya. Hubungan itu baik atau
tidak baik, ditentukan oleh seberapa jauh anggota kelompok menerima, menyukai,
mempercayai, mendukung dan rela mengikuti seorang pemimpin.