Page 15 - LATIHAN FLIPBOOK
P. 15
4. Catatlah cara-cara praktis bagaimana Saudara melingkupi orang-orang lain, dengan
kasih seperti yang didemonstrasikan oleh Tuhan Yesus ("rela mencuci kaki").
3.2.4 Variabel R/K (faktor Relasi dengan Konteks).
Faktor keempat yang menentukan keefektifan kepemimpinan dalam pelayanan,
adalah sejauh manakah pemimpin bersama-sama dengan orang-orang yang
dipimpinnya memahami dan menerapkan secara tepat relasinya dengan konteks
yang ada. Di Indonesia, konteks itu sangat khas, yang dapat disebutkan sebagai
kemajemukan (dalam arti ras, suku, agama, pandangan politik dan lain-lain).
Dalam pengalaman, semua percaturan ipoleksosbud yang berlangsung tidak
terlepas dari konteks kemajemukan ini.
Sehubungan dengan kepemimpinan dalam pelayanan, seorang pemimpin perlu
memahami secara cermat relasi antara kondisi internal gereja (termasuk jemaat-
jemaat dan organisasi Kristen) dengan situasi eksternal (konteks kemajemukan)
yang mengitari gereja. Pemahaman secara cermat itu dapat dilakukan melalui
metode Analisis S-W-O-T (Strength-Weakness-Opportunity-Threat).
Jasa Analisis S-W-O-T adalah, agar pemimpin dan unsur-unsur pimpinan
lainnya (Majelis Jemaat dan satuan-satuan fungsional dalam jemaat) memahami:
1. Kondisi (internal) jemaat sendiri. Mereka perlu meneliti:
a. Apakah jemaat memunyai acuan atau petunjuk-petunjuk tertentu yang
telah dirumuskan dalam perangkat konstitusional gereja, yaitu Tata
Gereja (kadang-kadang disebut Tata Dasar atau Anggaran Dasar).
Periksa juga, sekiranya ada Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Pelaksanaan atau Tata Tertib.
b. Apakah misi pokok gereja telah dirumuskan dalam Tata Gereja, atau
harus dirumuskan berdasarkan Tata Gereja yang ada.
c. Apakah ada potensi jemaat yang dapat dimanfaatkan dalam bidang
daya, sarana dan dana; lalu bagaimana caranya menggali dan
mengembangkan potensi tersebut, serta memanfaatkannya secara
efisien.
d. Apakah ada sumber data dan studi kelayakan tentang jemaat yang
dapat dimanfaatkan, seperti hasil sensus dan hasil penelitian lainnya
tentang jemaat itu (termasuk skripsi, tesis dan disertasi).
2. Situasi (eksternal) yang mengitari jemaat. Pimpinan jemaat harus pula
memperhatikan faktor-faktor berikut:
a. Keadaan ipoleksosbud (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya) dalam
masyarakat yang mengitari jemaat dan sejauh manakah pengaruh positif
dan negatifnya terhadap pelayanan.
b. Situasi dan kondisi masyarakat, baik lokal, regional, maupun nasional.