Page 23 - Modul_Ferditia Karna Juwana
P. 23
Cerita ini diakhiri dengan kisah yang baik sekali oleh Jim. Dan hadiah
besar telah menunggu orang yang percaya hingga detik erakhir. ketika Jim
membuka mata dia melihat dan menemukan keberadaan Pate serta Nayla yang
selama ini ternyata telah menunggunya di tanah harapan. Serta cinta mereka
bersemi kembali dengan indah. Hal itu tampak pada kutipan berikut.
“Bangunlah, kekasihku.” Tangan lembut itu menyentuh pipi.
“Kau tahu, dia selalu saja bangun kesiangan di kabin kapal.
Selalu susah membangunkannya. ” Tertawa. Suara tawa khas
yang amat dikenalnya.
“bangunlah, kekasihku.”
Mata Jim perlahan terbuka, mengerjap-ngerjap.
Cahaya matahari pagi menerpa wajahnya, silau. Di manakah ia?
Jim berusaha duduk. Menatap sekitar. Gerakan lehernya
terhenti, ia menelan ludah.
“Lama sekali kami menunggu kau siuman, teman. Hampir saja
kau kusiram dengan air ngarai.” Pate menyeringai.
Apa sebenarnya yang terjadi? Jim dengan tangan gemetar
berusaha menyentuh Pate. Urung, ada yang lebih dulu lembut
memegang tangannya, “Kau tidak boleh banyak bergerak dulu,
Jim. Kau harus beristirahat.”
Dan jim mematung. lihatlah di sebelahnya, dengan tatapan
penuh kasih sayang, tersenyum malu-malu padanya, Nayla,
kekasih hatinya.
(Kutipan halaman 295 paragraf ke-1, 2 dan ke-3 serta halaman 296
paragraf ke-1, 2 dan ke-3)
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa alur
cerita pada novel “Harga Sebuah Percaya” karya Tere Liye adalah alur
lurus. Peristiwa dikisahkan secara kronologis atau secara runtut.
Cerita di mulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan,
pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir
(penyelesaian).
16