Page 3 - e-modul bab 13 PAI
P. 3

niaya,  dan  membunuh.  Keadaan tersebut berlangsung terus sampai
                   abad ke-6 Masehi.
                          Peradaban  Hindu  dan  China  tidak  lebih  baik  dari  peradaban
                   Yunani dan Romawi. Hak hidup seorang perempuan yang  bersuami
                   harus  berakhir  pada    saat  kematian  suaminya;  isteri  harus  dibakar
                   hidup-hidup  pada  saat  mayat  suaminya  dibakar.  Ini  baru  berakhir
                   pada abad ke-17 Masehi. Perempuan pada  masyarakat Hindu ketika
                   itu sering dijadikan sesaji bagi para dewa. Dalam petuah China kuno
                   diajarkan, "Anda boleh mendengar pembicaraan wanita, tetapi sama

                   sekali jangan mempercayai kebenarannya" (Shihab, 1998:296-297).
                          Sementara itu, dalam ajaran Yahudi martabat perempuan sama
                   dengan  pembantu. Ayah  berhak  menjual  anak  perempuan,  kalau ia
                   tidak  mempunyai  saudara  laki-laki.  Ajaran  mereka  menganggap
                   perempuan sebagai sumber laknat, karena dia-lah yang menyebabkan
                   Adam  terusir  dari  surga.  Apabila  seorang  perempuan  sedang
                   mengalami  haid,  mereka  tidak  boleh  memegang  bejana  apapun,
                   karena  khawatir  tersebarnya  najis.  Bahkan  sebagian  dari  mereka

                   diasingkan  hingga  selesai  haidnya.  Sedangkan  dalam  pandangan
                   sementara  pemuka  Nasrani  ditemukan  bahwa  perempuan  adalah
                   senjata iblis untuk menyesatkan manusia (al-Barik, 2003:6-7).
                          Sementara  itu,  di  semenanjung  Arabia  sebelum  datangnya
                   Islam,  terdapat  kebudayaan  yang  disebut  Jahiliyah.  Di  zaman  ini,
                   perempuan dipandang amat rendah. Seorang bapak merasa malu bila
                   isterinya  melahirkan  bayi  perempuan  sehingga  di  kalangan  mereka
                   terdapat  kebiasaan  mengubur  bayi  perempuan.  Perempuan  pada
                   zaman  Jahiliyah  dianggap  seperti  benda  yang  dimiliki  laki-laki.

                   Dalam  sebuah  perjudian,  tidak  aneh  bila  terdapat  seorang  suami
                   mempertaruhkan  isteri  dan  harta  bendanya.  Perempuan  tidak
                   memiliki  hak  waris  bahkan  dipandang  sebagai  sesuatu  yang  dapat
                   diwariskan. Di sisi lain, laki-laki dapat menceraikan isterinya berkali-
                   kali dan kembali padanya sesuai kemauannya. Laki-laki juga berhak
                   memiliki  isteri  sebanyak  yang  ia  inginkan  tanpa  batas.  Selain  itu,
                   masih  banyak  kebiasaan  lain  yang  merendahkan  perempuan  (al-
                   Barik, 2003:9-10).


                   B. Konsep Islam Tentang Perempuan

                   1.  Pemuliaan Islam terhadap Perempuan
                          Islam  datang  untuk  membebaskan perempuan  dari  perlakuan
                   yang  tidak  manusiawi  dari  berbagai  kebudayaan  manusia  sebagai-

                   mana  disebutkan  di  atas.  Islam  memandang  perempuan  sebagai


                                                           2
   1   2   3   4   5   6   7   8