Page 41 - E-Modul Kapita Selekta Bahasa Indonesia_Neat
P. 41
rendahnya minat peserta didik dalam mempelajari sastra. Rendahnya minat
peserta didik tersebut dalam mengapresiasi sastra, serta rendahnya mutu
pembelajaran sastra di sekolah menunjukkan masih buruknya pembelajaran sastra
di sekolah. (Syarifudin Muhamad, 2019).
Pembelajaran apresiasi sastra di sekolah, baru sebatas pemahaman tradisi
menulis, belum sampai menyentuh batas kemampuan memberikan kesimpulan,
evaluasi, serta apresiasi. Hal demikian tidak terlepas dari kenyataan umum
pembelajaran sastra di sekolah yang masih berada pada kisaran perbincangan
terkait sastra, menghafal sebuah karya, serta melaksanakan pembelajaran dengan
metode ceramah. (Mustakim, 2001)
Pembelajaran sastra memiliki tujuan meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam memahami, menghayati dan menikmati karya sastra, serta dapat
mengambil hikmah atas nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam karya sastra
tersebut. Jika pembelajaran sastra telah dilakukan sesuai pedoman yang terdapat
dalam kurikulum, maka beberapa permasalahan tentang minimnya keberhasilan
pembelajaran sastra di sekolah dapat sedikit berkurang.
8.2 Alasan Kurang Berhasilnya Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar
Lemahnya pembelajaran sastra di sekolah tidak terlepas dari
perkembangan media sosial seperti; radio, televisi, video, serta internet. Miller
berpendapat bahwa dahulu sastra cetak merupakan cara utama dalam
menanamkan berbagai gagasan untuk mempelajari sesuatu. Namun saat ini, peran
tersebut telah diambil alih oleh media sosial. Lebih banyak orang menghabiskan
waktu menonton televisi dan internet, Syarifudin, Muh. (2019).
Pembelajaran sastra membutuhkan landasan secara esensial. pendidik
perlu memiliki pengalaman secara nyata dalam bidang sastra. Hal demikian
dinyatakan dengan ”keakraban pendidik terhadap karya sastra, keakraban
pendidik dengan perjalanan kreativitas sebagai seorang pengarang”. (Boen, 2006)
Pengalaman tersebut menjadi jaminan kepada peserta didik, bahwa mengalami
sastra bukan merupakan satu hal yang remeh. Berhadapan dengan pendidik di
bidang sastra yang memiliki pengalaman nyata, peserta didik akan merasa yakin
kepada pendidik tersebut, sehingga menjadi pembelajaran sastra yang cukup
37