Page 7 - E-MODUL PENULISAN KARYA ILMIAH (PKI)
P. 7
ilmiah menggunakan laras ilmiah. Artinya, laras bahasa ilmiah harus baku dan
formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu (ganda).
Sedangkan menurut Sardy (2010), ciri-ciri karya ilmiah sebagai berikut.
1) Menyajikan fakta atau fenomena objektif tentang alam, teknologi, sosial, dan
seni/budaya secara sistematis dan logis.
2) Bersifat orisinal, kreatif, dan handal.
3) Menggunakan metode ilmiah sesuai dengan konsensus ilmu pengetahuan
selingkung-bidang.
4) Teruji melalui verifikasi dan falsifikasi, baik untuk hasil penelitian
eksperimental, maupun non-eksperimental.
5) Menghasilkan temuan/model/terminologi/koreksi baru/tesis atau teori.
6) Bermanfaat bagi kesejahteraan dan peradaban manusia.
Tulisan yang cukup penting untuk dipublikasikan harus disiapkan dengan
matang. Artinya, dalam proses penulisan dituntut untuk melakukan evaluasi isi
dan organisasi dari tulisan tersebut. Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk
dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut Brotowidjojo (dalam
Wardani, dkk., 2007).
a. Tulisan ilmiah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik atau
menyajikan fakta objektif secana sistematis.
b. Tulisan ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat
terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah,yakni
penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
c. Tulisan ilmiah disusun secara sisternatis, dengan setiap langkah
direncanakan secara tèrkendali, konseptual, dan prosedural.
d. Tulisan ilmiah menyajikan rangkaian sebab akibat dengan pemahaman dan
alasan yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
e. Tulisan ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan
pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
f. Tulisan ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa tulisan ilmiah hanya
mengandung kebenaran faktual, sehingga tidak akan memancing
pertanyaan yang memuat unsur keraguan. Penulisan karya ilmiah tidak
boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius, dan tidak berprasangka.
Penyajian tulisan tidak boleh bersifat emosional.
g. Tulisan ilmiah pada dasárnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul
kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan
kerangka tulisan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam
yang diterapkan pada situasi spesitik itu dibiarkan berbicara sendiri.
Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan
keyakinan akan kebenaran tulisan ilmiah tersebut.
h. Tulisan ilmiah pada dasarnya mempertimbangkan sesuai dengan urutannya,
yaitu tepat, jelas, ringkas. Dalam penentuan cara-cara alternatif untuk
mengungkapkan pertanyaan, kaidah ini sangat membantu. Kalimat yang
ringkas memang baik, tetapi jangan korbankan kejelasan arti kalimat
3