Page 12 - E-MODUL PENULISAN KARYA ILMIAH (PKI)
P. 12
Menurut Arini, dkk (2007), bahasa Indonesia bukanlah sistem yang
tunggal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang hidup mempunyai variasi-
variasi yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri dalam proses
komunikasi. Variasi-variasi tersebut sejajar, dalam pengertian tidak ada yang
lebih baik atau lebih jelek daripada yang lain. Salah satu variasi tersebut
diangkat untuk menentukan fungsi-fungsi tertentu. Variasi tersebut dinamakan
bahasa standar atau bahasa baku. Variasi-variasi lain yang disebut bahasa
nonstandar atau tidak baku tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsi,
yaitu dalam pemakaian bahasa yang tidak resmi.
Fungsi-fungsi bahasa Indonesia standar atau baku adalah sebagai berikut.
a) Dipergunakan dalam wacana teknis; misalnya karangan-karangan ilmiah,
buku-buku pelajaran, laporan-laporan resmi, dan sebagainya;
b) Sebagai alat komunikasi resmi: yakni dalam surat-menyurat resmi,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi,
undangan-undangan, surat-surat keputusan, dan sebagainya;
c) Dipakai dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati, termasuk di
antaranya pembicaraan dengan orang-orang yang belum akrab benar atau
baru dikenal.
Bahasa memegang peranan penting dalam penulisan karya ilmiah. Oleh
sebab itu, pemahaman tentang diksi (pilihan kata atau seleksi kata, Inggris;
diction), istilah, kalimat, penyusunan paragraf, dan penalaran yang diungkapkan
harus dikuasai peneliti. Selain itu, penulisan karya ilmiah harus mengacu pada
Pedoman Umum Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan sesuai dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Dengan demikian, gaya penulisan
karya ilmiah hendaknya memiliki kejelasan, baku, dan impersonal.
Di sisi lain, Suriasumantri (dalam Mulya, 2010) mengemukakan bahwa
bahasa merupakan alat yang cukup penting dalam karangan ilmiah. Langkah
pertama dalam menulis karya ilmiah yang baik adalah menggunakan tata bahasa
yang benar. Apabila pemakaian bahasa kurang cermat, karangan/tulisan bukan
saja sukar dipahami, melainkan juga menimbulkan salah pengertian. Bahasa
karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran penulis.
Dalam menulis karya ilmiah, penulis juga diharapkan mampu menggunakan
bahasa secara cermat. Sajikan ide-ide secara urut sehingga pokok-pokok pikiran
dan konsep tersusun secara koheren. Gunakan ungkapan yang ekonomis
sehingga tidak terjadi pengulangan ide atau penggunaan kata-kata yang
berlebihan. Selain itu, gunakan ungkapan halus (smooth), agar pembaca dapat
mengikuti alur pembahasan dengan mudah. Gaya kalimat tidak puitis dan
perhatikan penulisan secara benar dan baku.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah ada beberapa ragam bahasa.
Sugono (dalam Mulya, 2010) berpendapat bahwa berdasarkan pokok persoalan
yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, yakni ragam bahasa hukum, ragam bahasa niaga,
ragam bahasa sastra, dan ragam bahasa jurnalistik.
8