Page 80 - E-Modul IPA + video
P. 80
listrik dan hambatan. Peristiwa semacam ini pertama kali diselidiki oleh fisikawan
asal Jerman yaitu George Simon Ohm yang menyatakan bahwa tegangan pada
sebuah hambatan berbanding lurus dengan kuat arus untuk suhu yang konstan.
Dari pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
V = IR ; dengan V (volt) adalah tegangan pada ujung resistor R (ohm) dan I
adalah kuat arus listrik (Ampere). Dari persamaan itu kita juga dapat tuliskan
V
bahwa R = . Melihat persamaan tersebut sebagian dari kita berpikir bahwa jika
I
tegangan/sumber
tegangan V (volt) diperbesar nilainya maka
nilai hambatan juga ikut meningkat,
artinya hambatan berbanding
lurus dengan nilai dari tegangan. Pikiran
semacam itu bertentangan dengan
konsepsi ilmiah atau Miskonsepsi.
Ө
I (Ampere)
Gambar 7
Berdasarkan Gambar 7 grafik V-I berbentuk garis lurus dengan kemiringan
tertentu. Kemiringan grafik tersebut merupakan nilai hambatan (R). Jadi, nilai dari
R bisa ditentukan dari persamaan berikut.
tan = R
V = R ; persamaan ini sama seperti yang diformulasikan oleh Ohm.
I
Membaca grafik V-I kita juga beranggapan makin panjang garisnya maka nilai
hambatannya makin besar. Pemikiran semacam itu juga mengalami Miskonsepsi.
Dari percobaan tersebut kita telah ketahui bahwa nilai dari hambatan pada suhu
konstan nilainya adalah tetap. Peningkatan potensial yang kita berikan tadi
diimbangi dengan peningkatan arus yang mengalir pada hambatan. Jadi pada
formulasi Hukum Ohm nilai R tidak bergantung pada nilai V, tetapi nilai I
bergantung pada V dan R. Pada grafik V-I nilai R bergantung pada kemiringan
sudutnya. Makin miring sudutnya maka nilai dari tan Ө akan makin besar sehingga
nilai R-nya juga makin besar.
4. Konduktivitas
Sifat dari bahan konduktor adalah tidak adanya medan listrik di dalam
konduktor. Pernyataan ini benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan
77