Page 24 - E-MODUL KONSEP DASAR PPKN SD_Neat
P. 24

3)  Persatuan Indonesia
                       4)  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
                          permusyawaratan perwakilan
                       5)  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
                          Pada  tanggal  7  Agustus  1945,  BPUPKI  dibubarkan  oleh  pemerintah
                   pendudukan Jepang, sebagai gantinya Jepang membentuk Panitia Persiapan
                   Kemerdekaan  Indonesia.  PPKI  mengadakan  rapat  pada  tanggal  8  Agustus
                   1945.  Sebelum  rapat  dimulai,  Soekarno-Hatta  meminta  Ki  Bagus
                   Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, K. H. A Wahid Hasyim dan Teuku
                   Moh.  Hasan  untuk  membahas  masalah  rancangan  pembukaan  Undang-
                   Undang  Dasar  yang  dibuat  pada  tanggal  22  Juni  1945.  Pembahasan  itu
                   terutama  mengenai  sila  pertama  yang  berbunyi  “Ketuhanan  dengan
                   kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya”.
                          Pemeluk agama lain, terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur
                   merasa  keberatan  terhadap  kalimat  tersebut.  Bahkan  mereka  mengancam
                   akan  mendirikan  negara  Indonesia  bagian  timur.  Drs.  Moh.  Hatta  dan
                   keempat  tokoh  Islam  kemudian  memasuki  salah  satu  ruangan  untuk
                   membahas  masalah.  Dalam  waktu  15  menit  dicapai  kesepakatan  untuk
                   mengganti  sila  pertama  menjadi  “Ketuhanan  Yang  Maha  Esa”.  Para  ahli
                   diantaranya  Natanegara,  Dardji  Parmadihardja,  dan  Hazairin  berpendapat
                   bahwa  sila-sila  dalam  Pancasila  merupakan  rangkaian  kesatuan  dan
                   kebulatan  yang  tidak  terpisahkan  karena  tiap  sila  mengandung  empat  sila
                   lainnya.  Untuk  pemahaman  lebih  lanjut  terkait  dengan  proses  perumusan
                   pacasila          dapat         disimak          pada          link         berikut
                   https://www.youtube.com/watch?v=k6nzQuv8UHQ

                    b.  Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara
                          Kata ideologi berasal dari dua kata, yaitu ideo yang berarti cita-cita dan
                   logos yang berarti ilmu, pengetahuan, dan paham. Dengan demikian ideologi
                   dapat  diartikan  sebagai  suatu  pengetahuan/ilmu/paham  mengenai  cita-cita.
                   Ideologi sebenarnya merupakan penjelmaan dari filsafat, dan seperti halnya
                   filsafat, maka ideologi juga memiliki pengertian yang berbeda, karena masing-
                   masing  bertolak  dari  filsafati  yang  berbeda  pula  (Kaelan,  2004).  Ideologi
                   adalah  seperangkat  nilai  yang  terpadu  berkenaan  dengan  hidup
                   bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
                          Dari  beberapa  pengertian  tentang  ideologi  di  atas  dapat  ditarik
                   kesimpulan bahwa ideologi adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan cita-cita
                   yang  terdiri  atas  seperangkat  gagasan-gagasan  atau  pemikiran  manusia
                   mengenai  soal  cita-cita  politik,  doktrin  atau  ajaran,  nilai-nilai  yang
                   berhubungan dengan kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
                          Mengapa setiap bangsa memerlukan ideologi? Bagi suatu bangsa dan
                   negara,  ideologi  adalah  wawasan,  pandangan  hidup  atau  falsafah
                   kebangsaan dan kenegaraannya. Oleh karena itu ideologi mereka menjawab
                   secara meyakinkan pertanyaan mengapa dan untuk apa mereka menjadi satu
                   bangsa dan mendirikan negara. Sejalan dengan itu, ideologi adalah landasan
                   dan  sekaligus  tujuan  dalam  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa  dan
                   bernegara mereka dengan berbagai dimensinya (Cipto: 2001).
                          Apa sesungguhnya inti dari ideologi itu? Ideologi berintikan serangkaian




                                                           18
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29