Page 24 - E-Modul Statistika Pendidikan
P. 24

6             7            8            6             6            7
                            5             6            7            6             7            6

                                    Tabel 3 Contoh Tabel Sederhana Data Bergolong
                           40           38           24           36           34           27
                           38           26           25           37           32           26
                           37           27           29           37           33           26
                           30           35           33           36           28           29
                           20           35           31           35           28           29

                     3.  Tabel Distribusi Frekuensi Observasi (Absolut)
                            Tabel distribusi frekuensi yang dibahas dalam sub Bab  ini adalah: a)
                      tabel distribusi frekuensi tunggal, b) tabel distribusi frekuensi bergolong, c)
                      tabel distribusi frekuensi harapan, dan d) tabel distribusi frekuensi kumulatif.
                      Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang memuat kolom-kolom skor
                      (untuk data tunggal), kelas interval (untuk data bergolong), titik tengah kelas
                      interval (untuk data bergolong), perhitungan frekuensi (jari/tally mark), dan
                      kolom frekuensi observasi (fo). Untuk menyajikan data tersebut pada tabel di
                      atas  ke  dalam  tabel  distribusi  frekuensi,  di  sini  mengacu  pada  teori  dari
                      Sutrisno  Hadi  (1986).  Berdasarkan  teori  tersebut  langkah-langkah  yang
                      ditempuh adalah sebagai berikut.
                             a.  Menghitung rentangan (R) dengan rumus skor tertinggi dikurangi
                                skor terendah ditambah satu. Rumus rentanga (R) sebagai berikut.
                                R  =  ( Xt – Xr ) + 1
                                Keterangan:
                                R = rentangan/jarak pengukuran dari skor terendah sampai dengan
                                    skor tertinggi
                                Xt = skor tertinggi
                                Xr = skor terendah
                                1  = bilangan konstanta

                      Asal-usul rumus Rentangan (R):
                            Rentangan  yang  merupakan  jarak  pengukuran  dari  skor  terendah
                       sampai dengan skor tertinggi, pada dasarnya berasal dari batas bawah skor
                       terendah  (skor  terendah  dikurangi  0,5)    sampai  dengan  batas  atas  skor
                       tertinggi (skor tertinggi ditambah 0,5). Dengan kata lain  R merupakan jarak
                       pengukuran dari batas bawah skor terendah (skor terendah dikurangi 0,5)
                       sampai  dengan  batas  atas  skor  tertinggi  (skor  tertinggi  ditambah  0,5).
                       Dengan  logika  demikian  aka  dapat  dibuat  formula  atau  rumus  sebagai
                       berikut.
                                R  =  (Xt + 0,5) – (Xr – 0,5)   atau
                                R  =  ( Xt – Xr ) + 1
                       Misalkan  skor  tertinggi  Xt  =  10  dan  skor  terendah  Xr  =  5.  Dengan
                       menggunakan kedua rumus di atas didapat harga R yang  sama sebagai
                       berikut.
                                R  =  (10 + 0,5) – (5 – 0,5)
                                      =  (10,5) – (4,5)
                                    = 6




                                                                                                     18
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29