Page 18 - E-Modul Wawasan Kependidikan
P. 18
(2) rendahnya mutu pendidikan, dan (3) standar pengembangan kurikulum yang
komplek.
a) Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu
menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan.
Kurang meratanya pendidikan menyebabkan kesenjangan pendidikan
antar wilayah. Kurniawan (2016) menambahkan pemerataan pendidikan yang
berkaitan dengan mutu proses dan hasil pendidikan belumlah merata di
Indonesia. Masih banyak terdapat gap yang cukup besar pada
penyelenggaraan pembelajaran pendidikan baik di kota maupun di desa, lebih
khusus lagi bila dibandingkan daerah Jawa dan daerah Timur Indonesia.
b) Rendahnya mutu pendidikan
Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
(1) rendahnya kualitas pendidik atau pengajar, (2) kurangnya sarana dan
prasarana belajar pendidikan, (3) kurang relevannya kurikulum yang dibuat
pemerintah khususnya untuk daerah terpencil atau daerah pedesaan, (4)
kurang pedulinya pihak orang tua siswa terhadap pendidikan anaknya
khususnya di daerah pedesaan, (5) siswa kurang motivasi dalam belajar cita-
cita, dan (6) dampak buruk dari alat elektronik seperti televisi dan play station
atau game.
c) Standar pengembangan kurikulum yang kompleks
Kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks, tidak seperti
kurikulum di negara maju yang lebih sederhana. Hal ini akan berakibat bagi
guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus
dikuasainya. Siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar
materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan
memahami seluruh materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih untuk
mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materi tersebut.
Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang
mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang.
Selain berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya.
Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan
pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu
banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus
tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru. Kurikulum di
Indonesia yang cenderung fokus pada kemampuan intelektual membuat bakat
atau soft skill siswa tidak berkembang. padahal, sebenarnya bakatsiswa
bermacam-macam dan tidak bisa dipaksa harus berada di suatu bidang saja.
Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami
Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap
pembelajaran dan pendidikan Indonesia. Beberapa masalah kurikulum yang
ditemui di antaranya sebagai berikut.
12