Page 50 - (3) E-Modul Berbasis Green Chemistry_Winda Putri Permata Sari_18303241005_Neat
P. 50
Prinsip green chemistry 6 & 12
Prinsip green chemistry ke- 6 “Design for Energy Efficiency”
Pada prinsip ini menekankan pada penghematan energi dan bahan kimia dalam
pemakaiannya. Dapat kita lihat pada tabel 4, NaOH dan HCl merupakan bahan kimia
yang berbahaya. Maka dari itu jika kita ingin menggunakannya harus berhati-hati. Selain
itu, dalam penggunaannya juga harus diminimalkan, disesuaikan saja dengan
kebutuhan. Dalam hal ini secara otomatis akan mempersingkat proses (dapat
mengurangi energi jika prosesnya membutuhkan energi). Penggunaan bahan kimia yang
berlebihan dapat mengakibatkan polusi yang akan mencemari lingkungan.
Prinsip green chemistry 12 “Inherently Benign Chemistry for Accident Prevention”
Pada prinsip ini menekankan pada peminimalan potensi kecelakaan kerja, dengan
memberikan informasi terkait sifat larutan yang direaksikan, APD yang harus digunakan,
dan pencegahan ketika tidak sengaja terkena bahan kimia tersebut.
Teori asam basa Arrhenius dipakai sampai sekarang, akan tetapi teori ini memiliki
keterbatasan, seperti definisi Arrhenius hanya terbatas untuk larutan dalam air saja. Dari
definisi tersebut, Arrhenius tidak dapat menjelaskan NH 3 termasuk basa lemah, karena
NH 3 tidak memiliki HO . NH 3 bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis) membentuk
-
ion HO sebagai berikut.
-
+ -
NH 3(aq) +H 2O (l) ⇄ NH 4 (aq) + HO (aq)
Untuk menunjukkan sifat basanya, larutan NH 3 sering ditulis sebagai NH 4OH. Hal ini
tidak benar karena NH 4OH tidak ditemukan, yang ada hanya NH 3 , NH 4 , dan ion
+
HO . Keterbatasan ini dapat dijelaskan pada teori asam basa selanjutnya yaitu teori
-
Browsted-Lowry bagaimana amonia (NH 3) dapat bertindak sebagai basa.
Air merupakan pelarut yang tidak mudah menguap (tidak lekas
habis), aman, mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari, dan
tentu ramah lingkungan.
42