Page 69 - KELAS VIII AGAMA HINDU
P. 69
Pada saat penciptaan, yang pertama kali terpancar adalah mahat. Kemudian, terwujudlah
ahamkara, selanjutnya disusul pertama dari keadaan natural, kilauan cahaya unsur-unsur
alam, dan sebagainya.
Kemudian, meluaplah ether (Ākāśa) yang merupakan unsur dasar suara dari ahamkara.
Kemudian, angin (vāyu) merupakan unsur dasar sentuhan (sparsa) dan api (teja) sebagai
unsur dasar warna (rupa) menjadi ada dari padanya.
Air (āpah) sebagai unsur dasar rasa (rāsa/menjadi ada) dari padanya. Tanah (prithivī) sebagai
unsur bau (gandha). Dari kegelapan, lahirlah ego, indriya (menjadi ada) yang tampak
berkilauan.
Evolusi selanjutnya adalah terciptanya 10 kahyangan dan pikiran, sebelas indriya.
Selanjutnya, munculah Sang Hyang Svayambhu (yang ada dengan sendirinya), yakni Sang
Hyang Brahma yang berkeinginan menciptakan berbagai tipe makhluk hidup.
Sang Hyang Brahma menciptakan air yang pertama karena hal itu merupakan ciptaan spirit
yang tertinggi. Dari pergerakkannya yang pertama karenanya Ia disebut Narayana.
Kemudian, mengambang telur di atas air yang warnanya keemasan.
Sang Hyang Brahma lahir dengan keinginannya sendiri. Oleh karenanya, kita mengenalnya
dengan sebutan Svayambhu. Hidup sepanjang tahun disebut Hiranyagarbha, kemudian
menjadikan telur itu dua bagian, yaitu menjadi surga dan bumi. Di antara kedua bagian itu,
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan langit.
Sepuluh penjuru menyangga bumi yang mengambang di atas air. Kemudian, Sang Hyang
Prajapati berkeinginan mencipta, menciptakan waktu, pikiran, perkataan, keinginan,
kemarahan, keterikatan, dan lain-lain. Dari cahaya, Ia menciptakan petir dan mendung, dan
burung-burung. Ia pertama menciptakan Indra. Kemudian, menciptakan Rcah, Yajumsi, dan
Samani untuk menyelesaikan yajña-Nya.
69