Page 6 - MODUL kelompok 1
P. 6
BAB I
HISTORI DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
A. Histori Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu merupakan kebanggaan bahasa Singapura, Malasyia, Indonesia dan Brunai
Darussalam. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa resmi dan bahasa nasional.
Bahasa Indonesia mempunyai dialek seperti bahasa Melayu yang terdapat di Provinsi Riau.
Awal penamaan Melayu dipakai oleh kerajaan tertua yang bertempat di daerah Jambi, pada
pertengahan abad ke-7 kerajaan tersebut dikalahkan pasukan kerajaan Sriwijaya. Kekuasaan
kerajaan ini selama empat abad di wilayah Sumatra Selatan di bagian timur yang dipimpin oleh
Raja Syailendra, kerajaan tersebut tidak hanya sentral ilmu politik di kawasan Asia Tenggara,
tetapi juga sentral ilmu pengetahuan.
Ditemukan beberapa prasasti seperti Telaga Batu, Talang Tuwo, Kedukan Bukit, Bangka,
Kota Kapur, dan Karang Brahi yang menunjukan kerajaan Sriwijaya yang pertama kali
menggunakan bahasa Melayu atau Melayu Kuno, untuk bahasa yang dipakai saat
pemerintahannya. Dengan sebutan lain, penemuan prasasti tersebut membuktikan bahasa Melayu
sudah dipakai dan menjadi bahasa resmi pemerintahan kerajaan Sriwijaya, tidak hanya Pulau
Sumatra tetapi bahasa Melayu juga digunakan di pulau jawa dengan adanya temuan, sejak abad
ke-7 bahasa Melayu telah dipakai sebagai bahasa sehari-hari di masa pemerintahan kerajaan
Sriwijaya yang bukan hanya saja di Sumatra, tetapi juga di pulau Jawa dengan adanya temuan
prasasti Gandasuli di dekat Bogor, dan Gandasuli di Jawa Tengah. Selain dipakai untuk bahasa
resmi daerah, bahasa Melayu juga sudah dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu pengantar
dalam belajar agama dan untuk berkomunikasi dalam jual-beli.
Kerajaan Malaka di Semenanjung pada awal abad ke-15 mengalami kemajuan yang pesat
dan menjadi sentral jual-beli dan juga sentral pertemuan antara penjual Gujarat, Tiongkok dan
Indonesia. Para niaga dari Pulau Jawa, saat itu di bawah pemerintahan Majapahit mereka banyak
memboyong pala, cengkih, dan rempah-rempah dari bagian Timur Indonesia menuju Malaka.
Hasil alam dari pulau Sumatra yaitu lada kayu, lada kayu cendana, kapus barus dan hasil yang
lain banyak diangkut oleh pedagang dari Sumatra menuju Malaka. Di kota Malaka para pedagang
sumatra membeli dagangan yang dijual oleh pedagang Gujarat dan Tiongkok seperti kain pelikat
1