Page 16 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 16

BAHAN MATERI FILM SEJARAH





              seharusnya terjadi.Atau sampai pada pemutar balikan fakta sejarah. Atau
              bahkan disengaja menjadi bahan propaganda politik.  Atau pada konteks

              di wilayah tertentu, film yang bisa memicu adanya perselisihan antar
              kelompok, bisa dianggap tidak etis.
                       Ukuran sesuai atau tidaknya film dengan nilai etika atau moralitas

              tentu sangat relatif, bergantung pada sudut pandang masing-masing kepala.
              Dan menurut penulis film akan menjadi ‘aman’ secara apapun jika dilakukan
              riset secara baik. Sehingga bahasa-bahasa simbol yang kita gunakan tidak
              harus verbal, tapi lebih mengena pada sasaran, pesan tersampaikan secara
              elegan.

                    Lama waktu penulisan naskah sejarah pada umumnya tergantung
              dari hasil riset. Karena penulisan untuk film berlatar belakang sejarah baru
              dianggap selesai setelah informasi hasil riset diolah kembali, sekaligus

              melakukan cek dan ricek. Kadangkala ini pun belum memberikan suatu
              keyakinan bahwa semua data riset yang didapat benar-benar akurat. Karena
              alasan ini banyak periset yang mengambil jalan pintas, yaitu bertumpu pada
              interpretasi pribadi saja. Konsekuensinya ialah, realita yang dipaparkan
              ada kemungkinan menjadi rancu, dan nilai validitasnya meragukan. Karena

              terlalu banyaknya interpretasi pribadi, sehingga memungkinkan kita
              terjebak dalam dikotomi fakta dan fiksi.
                    Setelah proses riset, penulis perlu membuat step outline yang berupa

              langkah-langkah adegan. Sebaiknya step outline dirancang dengan
              pola tiga babak yakni, babak I terdiri dari  exposition -rising action-crisis.
              Exposition atau biasa disebut dengan pengenalan adalah penggambaran
              awal dari sebuah film. Berisi tentang perkenalan karakter, masalah yang
              akan digulirkan. Penonton diberi informasi atas masalah yang dialami atau

              konflik yang terjadi dalam karakter yang ada dalam naskah film. Kemudian
              rising action atau biasa disebut komplikasi  merupakan kerumitan atau
              komplikasi yang diwujudkan menjadi jalinan peristiwa. Di sini sudah

              mulai dijelaskan sikap karakter untuk mengatasi krisis  (crisis)  dan tidak

              16
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21