Page 37 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 37

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA





                 (Radio Hodokan).SIaran radio swasta tidak diijinkan mengudara. Bahkan
                 mendengarkan siaran radio lain, apalagi siaran radio sekutu sangat dilarang

                 ( umumnya radio disegel dan banyak pula yang disita oleh penguasa
                 Jepang. Barang siap yang diketahui mendengarkan siaran radio asing
                 akan dihukum keras. Surat kabar dan majalah juga dikuasai dan dikontrol

                 di Bukittinggi. Di awal hanya diijinkan satu surat kabar untuk seluruh
                 Sumatera, yakni Sumatora Sinbun (Kita Sumatora Sinbun). Kemudian pada
                 beberapa Shu juga terbit surat kabar lokal yang dikontrol ketat ole Shu
                 Chokan. Namun disisi lain, pemerintah militer Jepang juga mengandalkan
                 Kantor Berita Domei untuk lalu lintas berita. Domei menjadi kantor berita

                 resmi bala tentara Jepang. Karena keterbatasan tenaga, para pegawai,
                 penyiar dan wartawan radio serta wartawan surat kabar umumnya adalah
                 orang Indonesia. Mereka adalah para pegawai kanto PTT (Pos, Telepon dan

                 Telegraf di zaman Belanda atau para wartawan yang telah aktif dalam dunia
                 pers pada masa Belanda).
                       Pada bulan Febuari 1944 Jepang mengalami kekalahan di medan
                 tempur Laut Filiphina dan Kwayalein di Kepulauan Marshall. Pada bulan
                 Juli 1944 pihak Jepang kehilangan pangkalan angkatan laut di Saipan

                 (kepulauan Mariana), yang mengakibatkan krisis kabinet di Jepang.Tojo
                 meletakan Jabatan dan Jendral Koiso menggantikan sebagai perdana
                 menteri (1944-1945) dengan membawa kecenderungan yang lebih besar

                 untuk memikirkan kemerdekaan semu bagi Indonesia dan bangsa-bangsa
                 lainnya.Koiso mempunyai tugas berat memulihkan kewibawaan Jepang
                 dimata bangsa-bangsa Asia.Pada tanggal 7 September 1944 perdana Menteri
                 Koiso menjanjikan kemerdekaan bagi ‘Hindia Timur’, tetapi dia tidak
                 menentukan tanggal kemerdekaan tersebut.Dia menjanjikan kemerdekaan

                 kepada sejumlah negara termasuk Indonesia. Janji itu disampaikan di
                 depan sidang Teikoku Einkai (Parlemen Jepang) dengan tujuan agar rakyat
                 Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang.




                                                                                      37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42