Page 208 - Tere Liye - Bumi
P. 208

TereLiye “Bumi”   205




                         ”Tidak ada yang boleh menceritakan kejadian ini kepada siapa pun.”


                         Av, demikian nama orang tua berpakaian abu­abu itu, berkata tegas
                  kepada dua petugas perpustakaan. ”Padamkan sistem keamanan Bagian
                  Terlarang beberapa saat. Aku akan mengajak Ilo dan tiga anak ini masuk
                  ke dalamnya.”


                         ”Aku ingat sekali, terakhir kali Bagian Terlarang perpustakaan ini
                  dibuka adalah seribu tahun lalu. Aku sendiri yang membuka­nya, dan
                  aku sendiri pula yang menyegelnya hingga hari ini.” Av menghela napas
                  perlahan, ”Mari, ikuti aku.”

                         Av melangkah pelan. Suara tongkatnya mengenai lantai pua­lam,
                  bergema.


                         Kami menuju pintu bulat, masuk ke dalam lorong panjang lagi.

                         ”Wajahmu tadi terlihat terang sekali, Ra,” Seli berbisik. ”Seperti
                  purnama besar.”


                         Aku menoleh, tidak mengerti.

                         ”Aku seperti bisa melihat bulan dari jarak dekat,” Seli masih

                  berbisik.

                         Aku menatap Seli. ”Bulan?”

                         ”Kita telah tiba,” Av yang berdiri di depan berkata pelan, me­motong
                  percakapan.


                         Kami tiba di ujung lorong. Tidak ada yang istimewa dari pintu bulat
                  itu, seperti pintu­pintu lain yang pernah kami temui di dunia ini.


                         ”Jangan tertipu dengan tampilannya, anak­anak. Tidak ada yang
                  bisa mendekati pintu ini jika sistem keamanannya diaktif­kan,” seakan
                  bisa membaca pikiran kami, Av berkata datar. ”Ti­dak, bahkan dengan
                  seribu Pasukan Bayangan tetap tidak.”

                         Av mengacungkan tongkatnya ke depan, mengetuk beberapa kali,
                  membuat irama tertentu. Terlihat pita kuning bersinar di daun pintu.
                  Cahayanya sekaligus membuat jelas sarang laba­laba dan debu di sekitar






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213