Page 331 - Tere Liye - Bumi
P. 331

TereLiye “Bumi”   328




                  kamu seharusnya juga tahu persis, setelah bertempur lama, mereka pasti

                  kelelahan. Gedung  perpustakaan tidak akan dijaga ketat  oleh Pasukan
                  Bayangan. Kita bisa menyelinap diam­diam ke ruangan tempat Miss
                  Selena ditahan, mem­bebaskannya, lantas segera kabur lewat perapian.
                  Tidak akan ada yang bisa menyusul kita. Walaupun punya bubuk api,
                  mereka tidak pernah ke rumah ini, mereka tidak bisa melintasi perapian
                  yang belum pernah mereka datangi.”

                         ”Bagaimana dengan Tamus? Atau Panglima Pasukan Bayangan
                  lainnya? Mereka boleh jadi ada di sana, Ra.” Ali mengangkat bahu.


                         ”Aku tidak peduli mereka ada di sana atau tidak. Aku akan
                  menyelamatkan Miss Selena. Dia rela mati demi kita, aku  akan
                  melakukan hal yang sama untuknya. Aku yang melibatkan Miss Selena.
                  Jika Tamus menyebalkan itu meng­inginkanku, aku  akan datang
                  menemuinya.”

                         ”Kamu akan membantu Ra atau tidak, Ali?” Seli bertanya perlahan.


                         ”Tentu saja aku akan membantu,” Ali berseru ketus. ”Aku tidak
                  akan membiarkan  satu pun dari kita  sendirian di dunia  ini. Tapi aku
                  bertanggung jawab memikirkan apakah tindakan kita masuk akal atau
                  tidak. Itulah kenapa aku banyak bertanya. Karena kalian  berdua terlalu
                  sibuk dengan kekuatan itu. Kalian tidak sempat memikirkan hal lain.
                  Bahkan membawa buku dan peralatan pun tidak kalian pikirkan.”


                         Aku menatap Ali lamat­lamat.

                         ”Aku tahu, kamu  mungkin menganggapku menyebalkan, Ra.  Tapi
                  aku tidak akan membiarkanmu pergi  sendirian ke Bagian Terlarang itu.
                  Kamu pergi, maka aku ikut pergi. Mari kita lakukan bersama hal bodoh
                  ini,” Ali berkata mantap, balas menatap tatapanku.


                         ”Terima kasih,” aku berkata pelan.

                         ”Mari berkemas­kemas. Hampir pukul satu malam, ini jelas bukan
                  waktu yang tepat  untuk mendatangi gedung  perpustakaan, meminjam
                  buku, tidak akan ada petugas yang jaga. Tapi ini waktu terbaik untuk
                  menyelinap ke gedung itu.” Ali mencoba bergurau, balik kanan, melintasi
                  pintu penghubung, segera masuk ke dalam kamarnya.






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336