Page 330 - Tere Liye - Bumi
P. 330

TereLiye “Bumi”   327











                             TU ide gila, Ra!” Ali berseru pelan  berusaha menjaga  volume
                  suara.


                         ”Aku tahu itu ide gila,” aku menjawab datar. ”Aku tidak me­minta
                  pendapatmu. Aku hanya ingin bilang, malam ini aku akan pergi
                  menyelamatkan Miss Selena. Terserah kalian mau ikut atau tidak.”

                         ”Aku ikut!” Seli berkata mantap, memegang lenganku.


                         Aku menatap Seli penuh penghargaan, dia selalu bersama­ku.

                         ”Tapi bagaimana kamu akan ke sana?” Ali bertanya.


                         ”Kamu lebih dari tahu caranya.” Aku menatap Ali. ”Bu­kan­kah
                  kamu juga diam­diam mengambil salah satu kantong milik Av di atas
                  meja depan perapian? Aku akan menggunakan bubuk api untuk melintas
                  menuju perapian di Bagian Terlarang perpustaka­an.”

                         Ali    mengembuskan           napas,      menggaruk        rambutnya        yang
                  be­rantakan.


                         Sudah setengah jam lalu pertemuan di meja makan selesai. Av dan
                  Tog telah beristirahat di kamar masing­masing, memanfaat­kan waktu
                  tersisa beberapa jam sebelum fajar tiba. Vey me­nyuruh kami masuk
                  kamar segera, bilang dengan tegas bahwa semua harus istirahat sebelum
                  melakukan apa pun besok.


                         Aku sama sekali tidak mengantuk. Bahkan aku tidak beren­cana
                  untuk tidur. Sejak dari meja makan aku memikirkan ke­mungkinan itu.
                  Aku akan pergi menyelamatkan Miss Selena di gedung perpustakaan.

                         ”Tidak bisakah kamu menunggu besok, Ra? Agar semua lebih
                  terencana?”


                         ”Besok sudah terlalu terlambat. Kita tidak tahu seberapa lama Miss
                  Selena bisa bertahan.” Aku menggeleng, tekadku sudah bulat. ”Lagi pula,






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335