Page 5 - PENELUSURAN BUKU KEAGAMAAN
P. 5

5


                  baik,  sehingga  meskipun  melepaskan,  merubah,  mengganti  dan  melenyapkan  nilai-nilai

                  yang lama, tetapi pernah ada nilai-nilai lama itu. Ikatan dengan nilai-nilai lama tidak akan

                  hilang  lekatannya,  bahkan  dimodernisasi  yang  secaranyata  misalnya  terlihat  dengan
                  berdirinya Ma’had Aly di lingkungan kampus Institut dan Unviersitas Islam Negeri Sunan

                  Gunung Djati Bandung sebagai pagar-pagar agar civitas akademika, agar tidak lepas dari
                  nilai-nilai  keislaman  untuk  mempersiapkan  kader-kader  seorang  muslim  yang  siap

                  bersaing,  tidak  hanya  berbicara  tentang  keislaman,  tapi  juga  mampu  berbicara  di  level
                  nasional, bahkan internasional.

                         Sehingga  secara  kelembagaan  mengalami  transformasi  dari  Institut  yang  asalnya

                  berfokus kepada pengkajian ilmu agama saja, ke Universitas yang kajian bukan hanya ilmu
                  agama  melainkan  kajian-kajian  ilmu-ilmu  yang  selama  ini  seakan  menjadi  dikotomi,

                  sehingga dengan konsep Wahyu memandu Ilmu dikotomi ini terintegrasikan menjadi satu.

                           Pengembangan  unit-unit  kelembagaan  tidak  lagi  fokus  kepada  fakultas-fakultas
                  keagamaan,  tetapi  di  buka  dan  dikembangkan  fakultas-fakultas  umum.  Transformasi

                  Institut  ke  Universitas  Islam  Negeri  Sunan  Gunung  Djati  Bandung  yang  sebelumnya
                  instrument-instrumen ke arah itu sudah diupayakan di masa kepemimpinan Rektor Endang

                  Soetari dengan dibukanya prodi-prodi umum sebagai emberio    untuk menjadi Universitas
                  yang saat itu di tahun 1998 sudah ada surat menteri untuk mendapat IDB dari Dirjen Malik

                  Fajar  untuk  menemani  Institut  Agama  Islam  Negeri  Jakarta  dan  Jogya  dalam  proses

                  transformasi Institut ke Universitas, sehingga tinggal menunggu giliran.
                         Tetapi  di  masa  kepemimpinan  Rektor  Nanat  Fatah  Natsir,  masih  ada  berbagai

                  rintangan, hingga dalam menindaklanjuti upaya transformasi Institut ke Universitas Islam
                  Negeri Sunan Gunung Djati Bandung saat itu Nanat Fatah Natsir bersama Ahmad Tafsir

                  langsung  mengusulkan  melalui  Diknas  tidak  melalui  usul  dari  Dirjen,  meskipun  sudah
                  mencoba  mengajukan  melalui  Dirjen,  tetapi  mendapat  petunjuk  untuk  langsung

                  mengajukan ke Diknas dan mendapat persetujuan perubahan Institut ke Universitas Islam

                  Negeri  Sunan  Gunung  Djati  Bandung  meskipun  sampai  sekarang  belum  dicabut  dalam
                  peraturan pemerintah, bahwa Institut Agama Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

                  hanya boleh mengajarkan ilmu agama, tetapi ternyata dapat direalisasikan.

                           Transformasi Institut ke Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
                  tidak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan di masa kerektoran Endang Soetari dan masa

                  kerektoran Nanat Fatah Natsir, sehingga dalam dua masa kepemimpinan Rektor ini, saling
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10