Page 168 - PGSD-MODUL 3 IPA 28 nop
P. 168
Menurut paham heliosentris, yang menjadi pusat jagat raya
bukanlah bumi, melainkan matahari. Matahari berada pada pusat
alam semesta, sedangkan bumi beserta planet-planet yang lainnya
bergerak mengelilingi matahari pada orbitnya masing-masing.
Paham heliosentris mendapat dukungan dari Kepler.
Pada tahun 1609 Kepler mendukung gagasan tersebut
dengan mengemukakan tiga hukumnya yang selain menyebutkan
bahwa matahari sebagai pusat dari tata surya, juga memperbaiki
orbit planet menjadi elips. Pada tahun yang sama Galileo
menemukan teleskop. Melalui pengamatan dengan teleskop Ia
menarik kesimpulan bahwa yang menjadi pusat tata surya bukan
bumi, melainkan matahari. Penemuan teleskop oleh Galileo tidak
hanya menguatkan paham heliosentris dari Cpernicus, tetapi
membuka lembaran baru dalam perkembangan ilmu astronomi.
2) Terbentuknya Tata Surya
Menurut paham heliosentris, matahari dielilingi oleh
planet-planet dengan bentuk orbit hamper menyerupai lingkaran.
Arah peredaran semua planet sama, yaitu berlawanan dengan arah
jarum jam. Beberapa teori yang menjelaskan terbentuknya tata
surya antara lain teori nebulae, teori planetesimal, serta teori
pasang surut.
Teori nebulae disebut pula teori kondensasi merupakan
salah satu teori pembentukan tata surya yang paling terkenal.
Menurut teori nebulae (teori kondensasi), planet-planet dan
matahari berasal dari kabut pijar yang terpilin dalam jagad raya.
Karena perputaran, maka sebagian massa kabut terlepas dan
membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama gumpalan
kabut tersebut. Suhu gelang-gelang tersebut lambat laun akan
turun, sehingga akan membeku membentuk gumpalan yang lama-
kelamaan akan memadat menjadi planet. Bagian dalam gelang-
160