Page 5 - LKPD_Meisy Maulidia Rohmi
P. 5
peternakan, pertambangan, dan lain-lain yang dibuang ke perairan dan dapat
menurunkan kualitas perairan.
Endapan, koloid, dan bahan terlarut dapat berasal dari bahan-bahan
buangan industri, obat-obatan, dan pupuk pertanian. Bahan-bahan tersebut
dapat menghalangi cahaya Matahari masuk ke perairan sehingga proses
fotosintesis tumbuhan air terganggu. Bahan buangan industri berupa logam
berat seperti raksa. kadmium, dan timbel dapat terserap oleh tumbuhan air. Di
dalam tubuh tumbuhan, logam tersebut tidak dapat diuraikan dan menumpuk
di dalam jaringan lemak tubuh. Sampah plastik juga merupakan pencemar air
yang berbahaya. Sebagai contoh, plastik yang mengotori laut terlihat seperti
ubur-ubur oleh penyu sehingga dianggap sebagai makanannya.
Derajat keasaman (pH) optimal untuk kehidupan organisme antara 6.5-7.5.
Limbah industri, rumah tangga, dan pertanian di perairan akan memengaruhi
konsentrasi ion-ion hidrogen sehingga pH air akan berubah menjadi di atas 7.5
atau di bawah 6.5. Hal ini akan mengganggu kehidupan organisme akuatik.
d. Perubahan Warna, Bau, dan Rasa
Buangan limbah industri yang terlarut dalam air menyebabkan air di perairan
menjadi berwarna, berbau, dan berasa. Sering kali limbah industri tersebut
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi organisme akuatik.
e. Eutrofikasi
Limbah pertanian (pupuk) dan peternakan (kotoran hewan) dapat
mengakibatkan pengayaan nutrien di lingkungan perairan (misalnya sungai dan
danau) yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi dapat meningkatkan kesuburan
tumbuhan air. Akibatnya, tumbuhan di permukaan air akan tumbuh cepat
sehingga menutupi cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Tumbuhan yang
berada di dalam air tidak dapat berfotosintesis akibat kekurangan cahaya matahari
dan hewan air akan mati karena kekurangan oksigen. Selain itu, melimpahnya
tumbuhan air juga menyebabkan banyak tumbuhan air yang tidak termakan oleh
konsumen dan akhirnya mati mengendap di dasar perairan serta menyebabkan
pendangkalan.