Page 454 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 454

malu,  wahai keponakanku." Abdullah bin  a bith menuturkan: " T en tang
                                                                   S
                       mencampuri isteri dari belakang." Ia pun mengemukakan, Ummu Salamah
                       pernah memberitahuku bahwa kaum Anshar sangat suka menggauli isteri
                       mereka  dari arah belakang, sedang orang-orang Y ahudi dulu mengatakan:
                       "Barangsiapa mendatangi isterinya dari arah belakang, maka anaknya akan
                       lahir juling." Dan ketika orang-orang Muhajirin tiba di Madinah, mereka
                       menikahi wanita-wanita Anshar. Maka ketika mereka hendak mencampuri
                       isterinya dari arah belakang, ada seorang wanita yang menolak mentaati
                       suaminya  seraya berkata: "Engkau  a ngan melakukan hal itu hingga aku
                                                           j
                       mendatangi Rasulullah �. Kemudian ia menemui Ummu Salamah dan me­
                       nyebutkan hal itu kepadanya." Maka Ummu Salamah pun berujar: "Duduklah
                       hingga Rasulullah � datang." Dan ketika beliau tiba, wanita Anshar terse but
                       merasa malu untuk bertanya kepada Rasulullah �' sehingga wanita itu pun
                       keluar.  Lalu Ummu Salamah bertanya kepada beliau. Maka beliau bersabda:
                       "Panggilah wanita Anshar itu." Kemudian Ummu Salamah pun memanggilnya.
                       Setelah itu, beliau membacakan kepadanya ayat:
                       � /,'" � i  �/- 1}� r-5J �? r.S'jL..:..J � "I steri-isterimu adalab (seperti) laban
                       tempat kamu bercocok tanam, maka c! a tangilab laban tempat bercocok tanam
                                                          "
                       itu bagaimana saja kamu kebendaki.  T etapi dengan satu tujuan (kemaluan).
                       (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
                              Nasa'i meriwayatkan, dari Ka'ab bin Alqamah, dari Abu Nadhr, bahwa
                       ia pernah berkata kepada Nafi' budak Ibnu Umar, "Sesungguhnya banyak
                       yang menyebutkan bahwa engkau menceritakan Ibnu Umar pernah mem­
                       berikan fa twa yang membolehkan mendatangi isteri dari dubur mereka."
                       Maka ia pun menuturkan: "Mereka telah berbohong mengenai diriku. Tetapi
                       akan kuberitahukan kepadamu kejadian yang sebenarnya. Pada suatu hari,
                       Ibnu Umar membaca al-Qur'an dan aku berada di sisinya. Ketika ia sampai
                       pada bacaan, � �· �:,'" _;, i �/- 1}� r-5J �? r.S'j-c.:.; �' ia gbnu Umar) mengatakan:
                       "Hai Naf ' ,   apakah engkau mengetahui siapa'yang diperintahkan oleh ayat
                                i
                       ini?" "Tidak", jawab Nafi .   Maka Ibnu Umar mengatakan: " S e sungguhnya
                                                 '
                       kami kautn Quraisy terbiasa mendatangi isteri dari belakang (tapi tetap pada
                       kemaluan). Ketika tiba di Madinah, kami menikahi wanita-wanita Anshar.
                       Dan kami menghendaki dari mereka (berhubungan badan) seperti yang kami
                       inginkan. Tetapi hal itu menyakitkan mereka, maka mereka menolak dan
                       bahkan memperbesar persoalan. Dan wanita-wanita Anshar sudah terbiasa
                       dengan kebiasaan orang-orang Y ahudi, yaitu mendatangi isteri-isteri mereka
                       dati arah del?� " 1f!a�a.411ah Tr-'ala menurunkan ayat:
                                      ·
                                                                                    (s
                                                              "I
                       � ;.!·}· � i  �? 1}�; � .::..,:,;- ;sjL..:..J �  steri-isterimu adalab  eperti) laban
                       tempat kamu bercocok tanam, maka datangilab laban tempat bercocok tanam
                       itu bagaimana sa j a   kamu kebendaki. " Isnad hadits ini shahih.
                              Kami juga pernah meriwayatkan suatu hal yang secara  e las berten­
                                                                                      j
                      tangan dengan hal itu, dari Ibnu Umar, bahwa mendatangi istri dengan cara
                       seperti itu tidak boleh dan bahkan dilarang. Sebagaimana akan diuraikan lebih








             ! lbnu Katsir juz 2                                                                            435
   449   450   451   452   453   454   455   456   457   458   459